Ketika dikonfrontir Bidam (Kim Nam-gil), Putri Deokman (Lee Yo-won) menyebut bahwa itulah cara paling tepat untuk memaksa Mishil menyerah. Setelah itu, Bidam ditugaskan sebagai utusan kubu Putri Deokman untuk menyerahkan selembar surat pada sang musuh.
Mishil (Go Hyeon-jeong) bukan orang bodoh. Bersama Seolwon (Jun Noh-min), ia mampu menebak bahwa desas-desus bakal diracunnya sumber air adalah strategi Putri Deokman untuk memaksanya menyerah. Rupanya Putri Doekman punya rencana sendiri : demi membangun Shilla sekaligus menuntaskan impian menyatukan Tiga Kerajaan, ia hendak mengajak Mishil untuk kembali bergabung.
Di sebuah tempat yang telah disepakati, Putri Deokman dan Mishil melakukan pertemuan. Bisa dibayangkan, bagaimana kagetnya Mishil saat Putri Deokman menyebut berniat merekrutnya kembali untuk membangun Shilla. Dengan tegas, sang putri menyebut Mishil tidak akan punya kesempatan untuk menguasai kerajaan kecuali bila dirinya membangun dinasti dan wilayah sendiri.
Setelah itu, giliran Putri Deokman yang terkejut ketika Mishil menyebut satu-persatu daerah yang pernah ditaklukkannya di masa Raja Jinheung dan telah dianggapnya sebagai bagian dari dirinya. Dari situ, Putri Deokman sadar kalau negosiasi tidak akan berjalan mulus. Mendengar semua itu, Bidam memutuskan untuk menyusul Mishil dan membujuknya.
Begitu Bidam menunjukkan surat yang selama ini disimpannya, Mishil tersenyum. Ucapan Bidam benar-benar membuat Mishil tersentuh, ia memegang bahu pemuda itu sambil menahan air mata sebelum kemudian melangkah pergi. Begitu sampai di benteng Daeya, Mishil langsung mengurung diri di kamar sambil memikirkan langkah apa yang harus diambil berikutnya.
Meski sebagian pasukannya kabur akibat gosip soal sumber air yang diracun, Mishil mendapat angin ketika pimpinan dari benteng Seokham yang bersimpati padanya datang dengan puluhan ribu pasukan. Masalahnya, benteng Seokham berbatasan dengan kerajaan Baekje. Dengan suara rendah, Mishil memerintahkan Seolwon (Jun Noh-min) untuk menyuruh pasukan Seokham kembali ke benteng.
Sambil menyebut bahwa semuanya sudah berakhir, Mishil berjalan keluar ruangan dengan gontai. Duduk di kursi kebesarannya, Mishil menjelaskan kepada Seolwon bahwa ia tidak ingin Shilla yang begitu dicintainya hancur. Pada Seolwon, Mishil menyampaikan perintah sekaligus permintaan terakhirnya : menyelamatkan sebanyak mungkin bawahannya. Setelah itu, ia meminta Seolwon menyerahkan surat pada Putri Deokman.
Atas perintah Mishil, benteng Daeya dibuka dan Seolwon dengan pakaian serba putih menyatakan menyerah tanpa syarat. Bidam yang berhasil masuk lebih dulu menemukan Mishil yang telah meminum terduduk di kursinya. Mengaku hanya punya waktu 15 menit, Mishil memberikan wejangan yang benar-benar mempengaruhi Bidam.
Mendengar kalau Mishil ada di ruangannya, Putri Deokman langsung menyusul ke dalam. Begitu sampai, ia melihat Mishil duduk dengan anggunnya sambil memejamkan mata. Tidak menyahut saat dipanggil, Putri Deokman tanpa sadar meneteskan air mata karena sadar kalau Mishil, tokoh yang begitu penting bagi Shilla, sudah tiada.(indosiar.com/mdL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar