Kehadiran Bidam, yang menghunus pedangnya, ternyata hanya disambut dengan senyum oleh Mishil. Berniat untuk menunjukkan surat yang dipegangnya, Bidam berubah pikiran dan malah bertanya kenapa Mishil tidak membunuhnya saat hendak merencanakan kudeta. Sayang, jawaban Mishil yang mengaku telah melakukan kesalahan malah membuat hati Bidam semakin sakit.
Mishil kembali mengambil keputusan mengejutkan ketika meminta anak buahnya membiarkan Bidam, yang sudah terkepung, pergi. Di istana, Putri Deokman dikagetkan oleh cerita Jukbang (Lee Moon-shik), yang mengaku pernah diberitahu Sohwa untuk tidak pernah mempercayakan surat rahasia yang direbutnya dari markas Mishil kepada Bidam.
Mulai mengira-ngira apa yang terjadi sebenarnya, Putri Deokman menanti kepulangan Bidam dengan kuatir. Apa yang ditakutkan sang putri terjadi, Bidam mengaku kalau surat rahasia telah hilang. Berusaha menyingkirkan kecurigaannya, Putri Deokman berusaha untuk memastikan kalau Bidam tidak berbohong.
Ketika ditanya soal hubungannya dengan Mishil, Bidam sempat terlihat ragu-ragu. Sementara itu di saat yang sama, Mishil dengan tenang menjawab pertanyaan Sejong (Dok Go-young) dan Misaeng (Jung Woong-in) soal siapa Bidam sebenarnya.
Di depan Sejong (Dok Go-young) dan yang lain, Mishil mengakui kalau Bidam (Kim Nam-gil) adalah putra hasil hubungannya dengan mendiang Raja Jinji. Di saat yang sama, Bidam di hadapan Putri Deokman (Lee Yo-won) menyebut bahwa dirinya dan Mishil tidak punya hubungan apa-apa.
Posisi Mishil dan Putri Deokman mulai berimbang, satu-satunya yang bisa membedakan keadaan adalah apabila kubu Mishil menarik pasukan dari benteng Seokham untuk ikut membantu. Namun, dengan tegas Mishil melarang anak buahnya untuk melibatkan benteng Seokham dalam perseteruannya dengan Putri Deokman.
Saat tengah berdiskusi dengan Putri Deokman, Bidam secara tidak sengaja mendengar saran Jukbang (Lee Moon-shik). Di rapat, Bidam mengusulkan satu cara cepat untuk menaklukkan benteng Daeya : menggunakan racun di saluran air yang menuju tempat itu. Meski brilian, usul tersebut ditentang Yushin karena itu berarti daerah sekitar Daeya tidak akan bisa ditempati selama beberapa tahun kedepan.
Sambil tersenyum, Putri Deokman menyebut bahwa strategi tersebut bakal digunakan untuk memancing kepanikan di benteng Daeya. Ketika dikonfrontir Bidam, Putri Deokman menyebut bahwa itulah cara paling tepat untuk memaksa Mishil menyerah. Setelah itu, Bidam ditugaskan untuk menyerahkan selembar surat pada sang musuh.
Mishil bukan orang bodoh. Bersama Seolwon (Jun Noh-min), ia mampu menebak bahwa desas-desus bakal diracunnya sumber air adalah strategi Putri Deokman untuk memaksanya menyerah. Rupanya Putri Doekman punya rencana sendiri : demi membangun Shilla sekaligus menuntaskan impian menyatukan Tiga Kerajaan, ia hendak mengajak Mishil untuk kembali bergabung.
Di sebuah tempat yang telah disepakati, Putri Deokman dan Mishil melakukan pertemuan. Bisa dibayangkan, bagaimana kagetnya Mishil saat Putri Deokman menyebut berniat merekrutnya kembali untuk membangun Shilla. Dengan tegas, sang putri menyebut Mishil tidak akan punya kesempatan untuk menguasai kerajaan kecuali bila dirinya membangun dinasti dan wilayah sendiri.
Setelah itu, giliran Putri Deokman yang terkejut ketika Mishil menyebut satu-persatu daerah yang pernah ditaklukkannya di masa Raja Jinheung dan telah dianggapnya sebagai bagian dari dirinya. Dari situ, Putri Deokman sadar kalau negosiasi tidak akan berjalan mulus. Mendengar semua itu, Bidam memutuskan untuk menyusul Mishil dan membujuknya.(indosiar.com/mdL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar