Setelah menyampaikan isi pikiran masing-masing, Putri Deokman (Lee Yo-won) dan Mishil (Go Hyeon-jeong) berpisah dengan pikiran masing-masing. Diam-diam, Mishil merasa kalau kedewasaan Putri Deokman bertambah dengan cepat dalam waktu yang singkat.
Niat Putri Deokman tidak hanya ditentang oleh kubu Mishil melainkan juga oleh orang-orang yang mendukungnya, Alcheon (Lee Seung-hyo) bahkan mendesaknya untuk mempertahankan status sebagai Gadis yang Dipilih Langit. Namun, Putri Deokman punya pikiran sendiri : ia menganggap status tersebut kelak hanya akan digunakan untuk kepentingan politik salah satu pihak.
Saat bicara berdua dengan Yushin (Uhm Tae-woong), Putri Deokman menceritakan pertemuan dengan Mishil yang telah membuka wawasan baru bagi dirinya. Sementara itu di kediamannya, Mishil terus menyalahkan keputusan Deokman didepan Seolwon (Jun Noh-min).
Namun, sang jendral bisa melihat ada hal lain yang membuat resah sang pemegang segel kerajaan. Rupanya meski bermusuhan, Mishil sangat iri dengan sejumlah kelebihan Deokman yang tidak dimilikinya mulai dari ideologi, usia yang masih muda, hingga darah songgeol (keturunan raja).
Untuk hal terakhir, Mishil mengucapkannya sambil menahan air mata yang nyaris jatuh. Bahkan, Mishil mengakui bahwa ucapan Putri Deokman membuatnya sangat terharu dan seandainya sang putri bukan anak kembar raja, bukan tidak mungkin ia sendiri yang bakal membesarkan gadis itu.
Di sejumlah penjuru kota, pengumuman soal pengangkatan Putri Deokman membuat rakyat bersuka cita dan secara tidak sengaja dilihat oleh Munno (Jung Ho-bin). Ingatannya langsung melayang ke 20 tahun silam, dan belakangan Munno sangat kaget saat Bidam (Kim Nam-gil) memberitahu kalau putri yang dimaksud adalah Deokman, nangdo yang pernah diselamatkan sang murid beberapa waktu sebelumnya.
Tanpa banyak pertentangan, rapat menteri kabinet alias hwabaek memutuskan setuju untuk pembangunan menara observasi alias chomseongdae. Rupanya Mishil punya rencana sendiri, ia ingin Putri Deokman menghadapi konsekuensi dari tindakannya yang dianggap gegabah.
Ketika malam tiba, Putri Deokman didatangi Bidam. Setelah berbincang-bincang soal perseteruan dengan Mishil, Bidam menyampaikan niatnya untuk bisa melayani sang putri. Sambil berlutut, Bidam menyatakan kesetiaannya. Gembira karena berhasil menjalankan niatnya, pemuda itu mendadak diserang oleh seseorang yang tidak dikenal.
Rupanya orang tersebut adalah Chilseok (Ahn Kil-kang), yang mendapat tugas khusus dari Seolwon. Kecurigaan sang jendral terbukti : Bidam memiliki hubungan dengan Munno karena sejumlah jurus khas yang tidak bisa dipungkiri lagi kehebatannya.
Putri Deokman benar-benar serius menjalankan tugasnya dan tak henti belajar, dengan cermat ia meminta Yushin untuk menempatkan Wolya (Joo Sang-wook) dan Seolji (Jung Ho-geun) di Seorabol sebagai bagian dari usaha pengintegrasian bangsa Gaya dengan kerajaan Shilla.
Di kediamannya, Mishil memutuskan kalau dirinya tidak lagi membutuhkan sosok Sohwa (Seo Young-hee), yang tengah terbaring tidak sadarkan diri di sebuah tempat terpencil. Perintah tersebut, yang tengah dibicarakan oleh Bakui (Jang Hee-woong) dan Deokchung (Suh Dong-won), secara tidak sengaja terdengar oleh Sohwa yang ingatannya telah pulih.
Berhasil melarikan diri, Sohwa melihat pengumuman tentang Putri Deokman yang bakal meresmikan pembangunan chomseongdae dan memutuskan untuk datang ke tempat itu. Di saat yang sama, para hwarang bawahan Mishil sudah mengetahui kalau mantan dayang istana tersebut sudah kabur, dan langsung melakukan pengejaran.
Dengan suara keras, Sohwa memanggil-manggil nama Deokman. Namun sebelum sempat terlihat, ia langsung kabur begitu melihat kemunculan Chilseok. Di tengah hutan, Sohwa diciduk oleh Bakui dan Deokchung yang berniat membunuh sang dayang.
Sebelum niat tersebut terjadi, seorang pria bertopi menghentikan aksi keduanya. Hanya dengan menggunakan ranting, pria tersebut mampu menaklukkan Bakui dan Deokchung. Sohwa sangat kaget saat tahu siapa yang menolongnya, namun belakangan terjadi pertempuran kedua antara pria tersebut dengan Chilseok, yang sangat kaget saat tahu lawannya adalah Munno.
Kesempatan itu digunakan Sohwa untuk melarikan diri. Di saat yang sama, Putri Deokman menghentikan rombongan karena samar-samar mendengar suara yang sangat dikenalnya. Tak berapa lama, suara tersebut kembali terdengar dari arah belakang.(indosiar.com/mdL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar