Saat tengah mengendap-ngendap, Daenambo (Ryu Sang-wook) dikejutkan oleh Alcheon (Lee Seung-hyo) dan Putri Cheonmyeong (Park Ye-jin) yang mendadak keluar dari gubuk. Sempat gelagapan, Daenambo beralasan kemunculannya di tempat itu adalah karena kebetulan belaka.
Diam-diam, Daenambo terus mengikuti Putri Cheonmyeong meski muncul isyarat asap. Isyarat tersebut, yang ternyata dibuat oleh Bidam (Kim Nam-gil) dan Imjong (Kang Ji-hoo), mampu mengelabuhi pasukan pimpinan Bojong (Baek Do-bin) dan Seokpum (Hong Kyung-in). Sayang, siasat Putri Cheonmyeong yang bertukar identitas dengan Deokman (Lee Yo-won) terbongkar.
Dengan geram, Daenambo mengarahkan anak panahnya ke arah Deokman. Untungnya, Yushin (Uhm Tae-woong) bergerak cepat. Daenambo sendiri sempat terlibat perkelahian seru dengan Alcheon, namun ia bisa meloloskan diri untuk meneruskan misinya.
Sebelum Deokman berangkat dengan rakit, Putri Cheonmyeon sempat kembali bertemu dengannya untuk melepas sang adik. Tidak ada yang menyangka bahwa dari belakang, Daenambo mengarahkan anak panahnya ke sang putri karena mengira wanita itu adalah Deokman. Akibatnya fatal, Putri Cheonmyeong langsung ambruk terkena anak panah beracun.
Sebelum mengungsi, Bidam sempat melepas sejumlah anak panah yang salah satunya mengenai Daenambo. Apes bagi Daenambo, saat berusaha menghilangkan barang bukti, ia malah bertemu rombongan Bojong dan Seokpum yang dipimpin langsung oleh Seolwon (Jung Noh-min).
Di gua tersembunyi, Putri Cheonmyeong meregang nyawa sambil ditemani oleh Yushin, sementara Deokman menarik Bidam untuk mencari penawar racun. Dengan napas tersengal-sengal, sang putri akhirnya mengakui perasaannya pada Yushin. Setelah itu, ia meminta Yushin untuk terus menjaga Deokman dan melupakan soal Shilla maupun Mishil.
Memacu kudanya secepat mungkin, Bidam dan Deokman berpacu dengan waktu. Sayangnya usaha mereka terlambat. Saat sampai di gua, mereka disambut oleh wajah Alcheon yang penuh duka. Sempat histeris, saat masuk gua Deokman melihat Yushin menemani jasad Putri Cheonmyeong.
Tidak percaya apa yang terjadi, Deokman langsung menangis sejadi-jadinya saat membuka tudung yang menutupi wajah Putri Cheonmyeong. Dengan penuh duka, Alcheon membawa jenazah sang putri kembali ke Seorabol, sementara Yushin meneruskan tugasnya menjaga Deokman untuk pergi sejauh mungkin.
Begitu tiba sambil mendorong kereta, Alcheon disambut oleh rombongan prajurit pimpinan Seolwon. Mengira kalau yang bakal muncul adalah jenazah Deokman, Seolwon langsung berlutut dengan penuh rasa terkejut saat mendapati yang meninggal adalah Putri Cheonmyeong.
Berita meninggalnya Putri Cheonmyeong langsung membuat semua orang terpukul terlebih Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) dan Ratu Maya (Yoon Yoo-sun). Pukulan juga dirasakan oleh kubu Mishil (Go Hyeon-jeong), yang langsung memerintahkan untuk menghentikan pencarian Deokman dan tidak bergerak sebelum mendapat perintah.
Di saat para pejabat Shilla sibuk mempersiapkan pemakaman Putri Cheonmyeong, Deokman yang masih belum bisa lepas dari syok langsung demam. Yushin yang merawatnya selama tiga hari tiga malam terkejut karena saat pagi, gadis itu sudah tidak ada di tempat tidurnya.
Rupanya, Deokman tengah duduk merenung sambil menatap air terjun. Paham atas kesedihan yang dialami gadis itu, Yushin berusaha menghiburnya. Ia menyerahkan sisir pemberian Putri Cheonmyeong sambil menyebut pesan terakhir yang disampaikan : Deokman harus hidup bahagia sebagai seorang wanita dan melupakan Shilla maupun Mishil.
Apa yang dilakukan Deokman selanjutnya sangat mengejutkan, ia menyebut tidak akan menuruti keinginan mendiang Putri Cheonmyeong sambil mematahkan sisir pemberian sang kakak.(indosiar.com/mdL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar