Tidak perduli dengan sikap dingin Bok-gu, Eun-seok terus membuntutinya sambil memohon diberi kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama meski hanya untuk sekedar minum teh. Diam-diam setelah berpisah, Bok-gu memukuli dua orang yang sempat menghina Eun-seok.
Kembali berurusan dengan polisi, Da-jeong yang melihat kondisi mengenaskan Bok-gu tidak tahan lagi dan langsung melampiaskan kemarahannya. Siapa sangka, pria itu belakangan malah meminta supaya gadis itu tidak memperdulikannya lagi karena telah berulang kali berkhianat. Kemudian, Bok-gu menggendong Da-jeong, yang terduduk lemas karena sudah beberapa hari tidak makan, pulang.
Setelah berpisah, Eun-seok tidak berhenti memikirkan keadaan Bok-gu dan memutuskan untuk mengunjungi pria itu. Sempat berubah pikiran di saat terakhir, dari salah seorang rekan ia diberitahu tentang kondisi Bok-gu yang mengenaskan, dan akhirnya melihat dengan mata kepala sendiri.
Kejadian tersebut membuat Eun-seok sadar bahwa masih ada orang lain yang lebih terluka darinya akibat kematian Min-joo, dan Bok-gu telah berbohong saat mengatakan dirinya baik-baik saja. Ia hanya bisa menahan tangis saat memperhatikan pria itu yang tergolek di ruangan karaoke.
Hal itu dilihat Da-jeong yang semula berniat untuk membawa Bok-gu pulang, dan air mata gadis itu kembali jatuh. Memutuskan untuk bicara dengan Eun-seok, ia memberitahu bagaimana kondisi terakhir pria terakhir yang sama-sama mereka cintai, memohon supaya sang 'rival' mau menolong Bok-gu dan berjanji akan menghilang setelah itu.
Keruan saja, Eun-seok merasa bersalah dan merasa dirinya sebagai penyebab keretakan hubungan Bok-gu dan Da-jeong. Dengan gontai ia melangkah kembali ke mobil, dan hatinya sempat berhenti berdetak saat ponselnya berbunyi. Di ujung sana, Bok-gu berpesan supaya Eun-seok tidak lagi menangis dan menjaga kesehatannya.
Namun, apapun yang diucapkan tidak mampu menghilangkan perasaan sakit yang dirasakan Bok-gu akibat ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Begitu juga dengan Eun-seok, yang perubahan sikapnya membuat pihak keluarga begitu kuatir.(mdL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar