Kamis, 04 Februari 2010

A love to Kill (6)


Begitu muncul lagi, tanpa basa-basi Bok-gu menariknya dengan kasar untuk menemui Min-joo yang terbaring lemah. Namun, ia akhirnya mengurungkan niatnya. Keruan saja, Eun-seok yang tidak sempat melihat Min-joo mengira itu dilakukan karena pria tersebut menyimpan dendam karena perbuatannya.

Keesokan harinya sambil mengawal Eun-seok syuting, Bok-gu terus berbicara di telepon dengan harapan Min-joo bisa mendengarnya. Siapa sangka dengan lokasi yang terletak di pinggir pelabuhan tersebut, Eun-seok malah teringat dengan masa lalunya dan mulai mengalami cegukan hebat.

Akibatnya, syuting terpaksa ditunda karena kondisi Eun-seok. Namun, di tengah malam mendadak gadis itu menyelinap keluar dan berjalan ke pinggir pantai. Bok-gu yang sempat melihat keruan saja terus mengikuti dan mulai menduga-duga apa yang dirasakan gadis itu.

Terlarut dalam lamunannya tentang sang ibu kandung yang meninggal secara tragis, Eun-seok terkejut begitu melihat Bok-gu sudah berada dibelakangnya. Yang lebih mengagetkan lagi, sang pengawal mendadak menarik dan mencium bibirnya. Beruntung, adegan itu tidak dilihat oleh Joon-seong dan Seong-jin yang muncul belakangan.

Sang manajer langsung senang saat cegukan Eun-seok terhenti, ia mengira kehadiran Joon-seong lah yang menyebabkannya. Akibat insiden di pinggir pantai itu, pikiran Eun-seok mulai tertuju pada Bok-gu dan mulai gugup ketika sikapnya menarik perhatian Seong-jin.

Setela kejadian tersebut, Bok-gu sendiri sempat absen mengawal Eun-seok. Penyebabnya : Da-jeong mendadak uring-uringan dan memutuskan untuk pergi meninggalkan pria itu. Beruntung, Bok-gu punya cara tersendiri untuk mengubah keputusan yang diambil Da-jeong.(mdL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar