Kamis, 04 Februari 2010
A love to Kill (7)
Joon-seong sendiri bertekad membuktikan kalau dirinya tidak kalah dengan Min-joo di depan Eun-seok, sampai-sampai melakukan hal yang cukup nekat. Tidak pernah menenggak minuman keras sepanjang hidupnya, pria itu meminum arak sampai Eun-seok terheran-heran.
Ternyata tidak hanya Joon-seong, Bok-gu juga mulai merasakan hal berbeda dengan Eun-seok. Ketika sedang bertamasya dengan Da-jeong dan nyaris berciuman, pikirannya malah melayang ke saat dimana ia mencium Eun-seok.
Setelah meminta sahabatnya menemani Da-jeong pulang, Bok-gu akhirnya bertemu Eun-seok karena dirinya diminta untuk menjemput gadis itu yang terkapar mabuk bersama Joon-seong. Atas perintah majikannya tersebut, ia mengarahkan mobil ke sebuah hotel berbintang.
Tidak tahan karena dirinya tidak dianggap, Joon-seong berniat untuk tidur dengan Eun-seok. Namun disaat-saat genting, Bok-gu muncul didepan pintu dan memohon supaya gadis itu dikembalikan padanya. Keruan saja, Joon-seong marah besar. Namun, sang pengawal bergeming meski mendapat beberapa pukulan telak.
Kengototan Bok-gu membuat Joon-seong akhirnya menyerah, ia membiarkan Eun-seok kembali diantar pulang. Keesokan harinya saat berpapasan di pinggir pantai, pria kaya-raya itu meminta maaf sekaligus berterima kasih pada Bok-gu karena telah mencegahnya melakukan kesalahan besar.
Sudah tentu, Eun-seok tidak tahu apa yang terjadi di malam ketika ia mabuk. Namun, sebuah film klasik membuatnya memutuskan untuk menemui Bok-gu yang sedang berlatih di sebuah sasana tinju untuk menjernihkan kejadian di pinggir pantai.
Namun, Eun-seok harus kecewa karena Bok-gu sepertinya tidak memperdulikannya. Terus mengikuti pria itu dari belakang, Eun-seok cuma bisa tersenyum ketika sang pengawal pribadi membantu seorang wanita yang dipukuli kekasihnya, namun balasan yang didapat ternyata jauh dari setimpal.(mdL)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar