Senin, 01 Februari 2010

Queen Soendoek 52

Yang pertama dilakukan Ratu Seon Deok (Lee Yo-won) adalah mengangkat Kim Yeongchun (Do Yi-sung) sebagai perdana menteri sementara bidang militer dipercayakan kepada Kim Seohyeon (Ju Sung-mo). Ratu Seon Deok juga memutuskan untuk memperkuat sektor pertanian sebelum memulai perang dengan Goguryeo dan Baekje.

Begitu ada kesempatan, Yushin (Uhm Tae-woong) mengingatkan Ratu Seon Deok untuk mau menerima para keturunan Gaya sebagai bagian dari Shilla. Tersenyum sambil mengangguk, sang ratu berjanji bakal melakukan hal yang diminta Yushin. Sayang, mantan pimpinan Bokyahwei Wolya (Joo Sang-wook) ternyata punya rencana sendiri, ia masih ngotot ingin menjadikan keturunan Gaya sebagai pemimpin Shilla.

Di kediamannya, Ratu Seon Deok mengadakan rapat dengan Bidam (Kim Nam-gil). Rupanya, pria itu diminta untuk mengepalai Biro Inspektorat yang kelak berfungsi untuk menyidik dan menangkap semua pejabat yang terbukti korupsi atau berkhianat tanpa pandang bulu. Ketika ditanya siapa yang bakal mengawasi kiprahnya, Bidam langsung tersenyum begitu mendengar kalau Ratu Seon Deok sendiri yang ternyata bakal bertanggung jawab atas semuanya.

Pamor Ratu Seon Deok semakin menanjak ketika rakyat dari benteng Angang datang sambil membawa hasil pertanian dan mengabarkan keberhasilan mereka menggarap lahan yang semula tandus. Sebagai penghargaan, Ratu Seon Deok menganggap seorang rakyat Angang yang berhasil memberi upeti paling besar sebagai penanggung jawab wilayah dan berjanji bakal menerapkan kebijakan serupa pada daerah lain.

Beberapa tahun berlalu, Ratu Seon Deok dan para asistennya tengah menunggu kehadiran kembali Jendral Kim Yushin yang baru saja pulang dari pertempuran melawan Baekje. Siapa sangka, orang pertama yang muncul adalah Chunchu (Yoo Seung-ho)...yang kini telah mahir berkuda! Di istana, kiprah Biro Inspektorat benar-benar membuat banyak bangsawan ketar-ketir. Salah satu yang telah ditangkap dan diinterogasi adalah Seolji (Jung Ho-geun).

Bisa ditebak, semua tidak lepas dari strategi Bidam yang lihai, ia menangkapi satu-persatu orang yang dicurigai terlibat dengan Bokyahwei yang disinyalir bakal bangkit lagi. Mendengar ucapan Yeomjong bahwa rakyat tengah mengelu-elukan Yushin, Bidam langsung geram. Namun, ia mampu menyembunyikan kebencian itu dan menyambut kembalinya Yushin bagai teman lama.

Perubahan tidak cuma dialami oleh Bidam dan Yushin melainkan juga mantan anggota klan Kembang Naga, terutama Godo (Ryu Dam) yang kini dikenal sebagai panglima pemberani. Diam-diam, Bidam menemui Ratu Seon Deok dan mengutarakan kecurigaannya kalau Yushin terlibat dengan Bokyahwei.

Setelah mendapat ijin dari Ratu Seon Deok, Bidam dan Biro Inspektorat langsung menangkapi satu-persatu keturunan Gaya yang ada di lingkungan istana. Tidak sadar kalau sahabatnya telah berubah drastis, Yushin menemui Bidam untuk menanyakan soal Seolji. Ia tidak sadar bahwa diam-diam Bidam menggunakan pengetahuannya tentang bahasa sandi untuk semakin memojokkan bangsa Gaya dan Bokyahwei.

Setelah berkeliling menemui para pejabat dan sahabat, Yushin akhirnya menghadap Ratu Seon Deok. Sempat berbincang-bincang soal para anggota klan Kembang Naga yang kini telah menjelma sebagai pahlawan Shilla, sang ratu berusaha memancing reaksi Bidam dengan menanyakan soal Seolji dan Wolya. Begitu pulang, Yushin baru sadar bahwa Biro Inspektorat telah membuat banyak bangsawan cemas.(indosiar.com/mdL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar