Kamis, 11 Februari 2010

Queen Soendoek tamat


Ketika dikonfrontir, Yeomjong dengan tawa liciknya langsung mengatakan bahwa yang harus disalahkan atas semua kejadian bukanlah dirinya melainkan Bidam (Kim Nam-gil) sendiri, yang disebut menyimpan ambisi tampil sebagai raja. Kali ini Bidam tidak mau lagi mengulang kesalahannya, ia langsung menusuk Yeomjong hingga tewas.

Sebelum keluar, Bidam bertemu dengan Misaeng (Jung Woong-in), yang mengatakan bahwa pria itu tidak bisa lagi menyalahkan siapapun kecuali dirinya sendiri yang memiliki hati lemah dan mudah dipengaruhi. Sempat meneteskan air mata, Misaeng yang ditemani oleh Hajong (Kim Jung-hyun) bersimpuh didepan kuburan Mishil sambil menanti kemunculan pasukan Shilla.

Saat para tawanan tengah digiring, Yushin (Uhm Tae-woong) sadar bahwa tidak ada Bidam diantara mereka, ia langsung memerintahkan bawahannya untuk membekuk sang mantan perdana menteri. Di saat yang sama, Bidam sendiri berniat menemui Ratu Seon Deok (Lee Yo-won) untuk mengakui semua dosa-dosanya. Sebelum pergi, ia berpesan pada Santak (Kang Sung-pil) supaya bawahannya yang paling setia itu pergi sejauh-jauhnya dari Shilla.

Sempat menatap kepergian junjungannya dengan hati sedih, mata Santak terbelalak karena sebuah panah tiba-tiba menembus tubuhnya. Dengan cepat, pasukan kerajaan mengelilingi Bidam, yang langsung menghunus pedangnya. Pertempuran sengit tidak bisa dielakkan dan meski cuma sendirian, Bidam ternyata terlalu tangguh bagi prajurit biasa.

Menghabisi setiap prajurit yang merintangi jalannya, tujuan Bidam ternyata cuma satu : mendatangi tempat dimana Ratu Seon Deok berada. Dihadang oleh penjagaan berlapis, Bidam tidak menggubris permintaan Yushin supaya dirinya tidak membunuh orang lagi dan terus merangsek maju. Tersenyum getir karena sadar dirinya sudah tidak punya harapan lagi, Bidam menantang Yushin untuk bertarung.

Namun, tantangan tersebut ternyata hanya kamuflase Bidam, yang sadar dirinya sudah kalah segalanya dari Yushin, untuk bisa mendekati Ratu Seon Deok. Meskipun tangguh, Bidam tidak bisa menghindar ketika puluhan anak panah terbang ke arahnya. Meski begitu, fokusnya hanya satu : berapa langkah lagi yang harus ditempuh untuk bisa mencapai Ratu Seon Deok.

Dengan mata merah dan wajah berlumuran darah, Bidam terus berjalan maju mendekati Ratu Seon Deok sehingga Yushin tidak punya pilihan lagi selain menusuk pria yang merupakan bekas sahabat sekaligus rekan seperjuangannya itu. Sebelum ambruk, Bidam menggumamkan nama Deokman untuk terakhir kalinya. Tak lama setelah menyampaikan perintah kepada para bawahannya, Ratu Seon Deok jatuh pingsan tepat disamping jenazah Bidam.

Begitu siuman, Ratu Seon Deok yang sadar umurnya tidak lama lagi memanggil Alcheon (Lee Seung-hyo) dan meminta sang pengawal setia untuk mengisi posisi perdana menteri yang ditinggalkan Bidam. Tak lama kemudian ketika Yushin datang bertamu, Ratu Seon Deok mengajak jendral kepercayaannya tersebut untuk keluar dan melihat Shilla dari atas bukit.

Di sana, Ratu Seon Deok mulai merenungi hal-hal yang telah dilewatinya dan sadar bahwa dari sekian banyak orang, cuma Yushin yang setia menemaninya hingga akhir. Menitipkan Shilla dan cita-cita penyatuan Tiga Kerajaan pada Yushin, Ratu Seon Deok menceritakan mimpi terakhirnya yang begitu berkesan.

Puluhan tahun berlalu, Yushin kembali ke Shilla setelah menaklukkan Baekje dan bertemu dengan Alcheon yang tengah bersiap memasuki masa pensiun. Bagamana dengan nasib Ratu Seon Deok? Rupanya tak lama setelah menceritakan mimpinya, sang ratu mencucurkan air mata dan menarik napas untuk terakhir kalinya...sebelum kemudian wafat.

Dalam mimpinya, Deokman (Nam Ji-hyun) yang tengah berusaha melacak keberadaan Munno berjalan di tengah pasar dan bertemu dengan seorang wanita berpakaian putih yang tiba-tiba memeluknya sambil bercucuran air mata. Rupanya, wanita berpakaian putih yang diam seribu bahasa itu adalah Deokman dewasa alias Ratu Seon Deok sendiri, yang cuma bisa berbicara dalam hati mengasihani sosok remajanya yang bakal mengalami begitu banyak penderitaan.

Sudah tentu, aksi wanita dewasa dihadapannya membuat Deokman remaja bingung, ia memutuskan untuk tidak menghiraukan kejadian tersebut dan meneruskan petualangannya. Dari belakang, sang ratu cuma bisa mendoakan dirinya yang masih remaja untuk bisa bertahan karena hanya lewat Deokman-lah maka Shilla bisa memenuhi impian besar yang tidak bisa dilakukan siapapun : menyatukan Tiga Kerajaan.(indosiar.com/mdL)

Rabu, 10 Februari 2010

Joongbo Ep 13


Episode 13

Alex and Shinae were being lovey-dovey and dancing on the yacht.

HB: *pretends to throw up*
HJ: *acts along with her*
Alex: Oh, hello!
Shinae: Welcome~
Alex: You can't just throw up here~ Please keep it inside your body~
HB: It's not that. I was just watching a movie but it made me throw up.
Alex: What movie?
HB: A weird movie, with people dancing.
___________________________

Alex: Let's watch Hwangbo dance!
HJ: Buin do the tecktonic or technician dance!
___________________________

Hyunjoong and Hwangbo starts dancing to club music.

HB: *goes to the pole*
HJ: Why are you grabbing onto that pole? *takes her hand and leads her away from it*
HB: *laughs*
HJ: Aish, really~ Don't grab the pole!
HB: "Don't grab the pole"? *laughs*
*Both of them start dancing again*
___________________________

As they were dancing, Hyunjoong jumped to the pole and whirled around it!

HB: Whoa! That was so cool! How did you do that?!
HJ: I go crazy whenever there's music!
___________________________

Hwangbo and Shinae had a private conversation in their room.

HB: Alex has leadership skills. Hyunjoong is the leader of SS501, and I was also the leader for Chakra, but we don't have leadership skills!
___________________________

Hwangbo found out that Alex brought the same shirt as her.

HB: Can you take it off?
Alex: Why?
HB: So I can give it to my husband.
Alex: For Hyunjoong? Okay~
HB: *grabs him* But my husband hates couple shirts..
Shinae: Oh that's right!
Alex: *tries to go out but Hwangbo grabs him back*
Shinae: This is your opportunity to wear couple shirts!
Alex: *throws Hwangbo to the bed*
HB: Don't give it! My husband hates couple shirts!
___________________________

Alex made Hyunjoong wear the "couple shirt".

Alex: Hyunjoong-ah!
HJ: Yes?
Alex: Hwang Buin is looking for you.
Shinae: What a nice shirt~!
HJ: What's wrong?
HB: *hides behind Shinae*
HJ: What's wrong~
HB: Shillang... Please forgive me... *shows her shirt*
HJ: Was that the reason why he asked me to change?
HB: Sorry..
Alex: I was wearing that shirt when I went to their room and she had the same shirt.
HB: He was wearing it so I said "I have the same one!" Then he asked me to wear it with you.. He forced me to wear it when I said I didn't want to...
HJ: It really is the same.
Alex: For men and for women.
HJ: But it's not that bad, it doesn't look cheesy.
Alex: *claps*
HJ: At least it doesn't have a mouse.
HB: *laughs*
___________________________

HJ: The stuff that you wanted.. *hands her a bunch of items*
Alex: Whoa~ you guys look great together~~!
HJ: Shower cap... disposable underwear.. Do you know how embarrassing it was to get that?

Private Interview:

HB: The good thing about him is that he is detailed. He is very blunt but then he never forgets anything.
___________________________

Alex: Is this bag yours? Your phone is ringing.
HB: Omo~ Who could it be.. at this hour.. *picks up the phone*
Alex: It must be a guy...
HB: Answer it, answer it! *gives the phone to Hyunjoong*
HJ: Who's calling?
HB: Say hello.
HJ: Hello? Yes, who is this? Hello?
HB: It's my mom!
HJ: *quickly gives the phone back to her*
Alex & Hwangbo: *laughs*
HB: Mom, that was my husband. Yeah, that was Hyunjoong. *chases him*
HJ: I have adult-phobia!
___________________________

Hwangbo showed Hyunjoong how Shinae was blow drying Alex's hair.

HJ: Does that look good to you?
HB: It doesn't?
HJ: It's good...
HB: I did that for you before, right?
HJ: Yeah.

Both of them sits down...
Silence...

HJ: Do you want me to do your hair?
HB: *laughs*
HJ: Do you want a neck massage, then?
HB: No, it's fine..
HJ: I'll do it for you.. *puts his hand on her nape* Lift your chin up... Isn't it refreshing?
HB: Yeah...
HJ: *gives her a neck massage*
___________________________

Alex: You know Hwangbo... when I made you wear that shirt.. In her heart she really wants you to wear it but she kept on saying, "My husband really hates these things!"
___________________________

Shinae: What things do you like about your husband?
HB: The way he seems carefree. His intelligence.
Shinae: What things do you want him to change?
HB: His useless intelligence. It's the same as the good point. That is his good and bad point.
___________________________

Alex: Even at the beach... and also when we were fishing.. I see how she really cares about you.
HJ: I know she cares about me.. but since I can't express my feelings well... she thinks I don't care about her..
___________________________

Alex: Honestly... I didn't expect we would be with you guys today... but I'm so grateful.
HJ: Me too, me too.
Alex: Shinae was so nice to me today... I think it's because of Hwangbo. After seeing how nicely Hwangbo treats you,.. *laughs* That's why I'm so thankful for both of you. Shinae's not like that when we're alone! I was really surprised!
___________________________

Shinae and Hwangbo planned to pretend that they're fighting while the husbands went away to get food. When they came back, the wives are sitting far from each other and not talking.

HJ: What's wrong? You don't feel well?
HB: *stands up and goes to her room*
HJ: What's wrong?

Hyunjoong followed her to the room.

HJ: What's wrong? *touches her shoulder* What's wrong?
HB: This is crazy.. What should I do?
HJ: Why? What's wrong?
___________________________

As the situation got bigger...

HJ: You have to tell me what's wrong so I can help you. Don't be upset about it.. If you tell me what's wrong, I can try to fix things and both of you can make up. *looks at her and smiles*
HB: That's not the problem.. *slowly smiling* It's nothing.. It's just..
HJ: If it's nothing, why can't you tell me? Why? What is it? *smiles* What is it? Tell me.
HB: I don't want you to hear it.
HJ: No, no.. I'm going to listen. *pulls up his beanie to show his ear*
HB: *laughs*
HJ: See? Laughing is good! *smiles* I'm always open. *pulls up his beanie again and points to his ear* Open ear~
HB: *laughs* I'm feeling better already..
HJ: Yes...you should.
___________________________

HB: Since I'm her older sister, I shouldn't be like this, right?
HJ: Not at all. You don't have to hold back just because you're older than her. *puts his hand on her shoulder* Don't hold back your feelings. If a grandfather did something wrong, the grandfather is still wrong!
HB: *laughs and elbows him*
HJ: I'm not kidding, I'm being serious right now. *laughs*
HB: *tries to hit him again*
HJ: That's better,... you smiled.
___________________________

When Hwangbo went to Shinae and "apologized", Shinae cried.
As Hyunjoong and Hwangbo walks to the living room...

HB: I really hate those kinds of people..
HJ: *holds her arm*
HB: I hate those who just cry. It's done once they cried because the person who didn't cry would be the bad one.
HJ: That's not it.. It's just the difference between between someone who has more tears and have less.
HB: *smiles* I have a lot of tears too..
HJ: Hm?
HB: I have a lot of tears too..
___________________________

When Shinae and Hwangbo revealed that the fight was only an act and it was because of a high five... Hyunjoong and Alex could not believe it.

HJ: So really it's not about you having less tears. It's the difference between an actress and a singer!
HB: *laughs and falls on the floor*
Alex: Did you guys lose your minds? What were you doing?
HJ: That really scared me..
Alex: I almost swore when you said high five!
Shinae: It was a success!!
HB: Ohh~~~~ *pretends to cry*
Shinae: *tears of joy*
HJ: I think I have to consider a divorce.
HB: *laughs and throws a pillow at him* How can you joke about that? *throws another pillow*
HJ: I'm just joking..
HB: Is it a joke to you?
HJ: No, of course it's not... *organizes the pillows back to the sofa* High five!!!!!
HB: *high fives him as Alex drags him away*
___________________________

Private Interview:

HJ: After the prank, I think even in real situations in the future... I wouldn't know if it's real or not and I'll just end up messing up everything. I hope it doesn't happen again...

HB: In that serious atmosphere, he was acting so cute.. and I can't help but laugh. But it was really unexpected.. I didn't put my hopes high.. I didn't expect him to take my side.. But I was surprised that he stood by me.
___________________________

Later that evening, they went back to the beach again for fireworks.
Hwangbo shows them the fireworks that she bought.

HB: These are enough, right? We're not going back till we finish all of these!
Shinae: Whoa!
Alex: Really?! But what's with the f-killer (mosquito spray)?
HB: Because there are so many mosquitoes.. My husband hates them..
___________________________

Using her firework, Hwangbo points to the sky.

HB: *poses like a superhero* I won't forgive you in the name of justice!!!!
___________________________

Hwangbo hands everyone a sparkler.

HB: You know how to do this right? You do know, right?
HJ: Should we make "L.O.V.E."?
HB: Oh! How did you know?
___________________________

Hyunjoong asked Hwangbo to throw somethings away as he prepares an event on the beach. When she came back..

HJ: I.. I have a present for you. It's not something I bought but I brought it from somewhere...
HB: *laughs* From the dumpster?
HJ: No way~
HB: But didn't you just give me three presents?
HJ: I have one more last present. Can you see the line on the sand? The fine line? When you stand up..
HB: Oh I can see it, I can see it! From here to.. that's the end?
HJ: It circles around us...
HB: Oh, a circle?
HJ: In this circle, I've buried 5 things... Find them.
HB: In here?
HJ: Yeah.
HB: I have to dig it?
HJ: Yep.
HB: 5 things?
HJ: Yep~
HB: But the circle is so big...
HJ: Aigoo, yeah I think I made it too big...

Hwangbo tried to find all the things he hid on the sand. Hyunjoong also helped because he forgot where he placed them. After she found all of them...

HB: I found all of them, what's next?
HJ: Like what I mentioned before.. when you gather a thousand paper cranes, your love will come true... You found 5 today and I made you one before, but it was gone because it got wet...
HB: So then?...
HJ: Including that one..
HB: 994 cranes more.. is it?
HJ: I will make those for you..
HB: *tried to hide her face* *smiles*
HJ: *hands her the cranes* I think I'm gonna hide them in harder locations next time.
HB: *laughs*
HJ: I'll be good for the next 994 days!
HB: Then you won't be nice anymore on the 995th day?
HJ: Well that's when I'll start folding paper turtles. *laughs*
HB: *laughs* Thank you..
HJ: It's nothing..
___________________________

Private Interview:

HB: Like always.. a jewelry.. a ring.. I don't expect them at all. His smiles and the things he does that make me smile.. I think those are the most important and hardest things to have. I thought... If you have both of those,... why would you fight or break up?

Queen Soendoek 65


Kuatir kedoknya terbongkar, Yeomjong mengutus orang untuk menghabisi Santak (Kang Sung-pil). Sementara itu di istana, giliran Ratu Seon Deok (Lee Yo-won) yang bingung saat diceritakan kalau Bidam (Kim Nam-gil) mengira dirinya menyuruh orang untuk menghabisi sang perdana menteri.

Berbagai kejadian yang begitu mengejutkan membuat kondisi fisik Ratu Seon Deok langsung merosot tajam. Ketika Yushin (Uhm Tae-woong) menghadap, Ratu Seon Deok menceritakan ketidakberdayaannya yang meski sadar kalau Bidam dijebak oleh Yeomjong, ia tetap tidak mampu membela sang pria yang dicintai. Melihat dilema yang dialami sang junjungan, Yushin hanya bisa menatap dengan perasaan sedih.

Meski berat, Ratu Seon Deok akhirnya mengirimkan perintah yang tegas : Bidam dan para pengikutnya harus dihukum mati. Sama-sama memutuskan untuk mengerahkan pasukan, dua orang yang saling mencintai akhirnya harus saling berhadapan dengan taruhan nyawa.

Dengan suara keras, Ratu Seon Deok berpidato untuk memompa semangat tempur pasukannya pasukan. Namun dibelakangnya, Alcheon (Lee Seung-hyo) menatap sang ratu dengan wajah kuatir karena demi melihat wajahnya yang pucat dan keringat yang terus menetes dari dahi wanita penguasa Shilla itu.

Setelah berbicara di depan pasukan, Ratu Seon Deok tiba-tiba nyaris terjatuh saat hendak kembali ke istana. Keruan saja, hal ini membuat Alcheon, Yushin, Chunchu (Yoo Seung-ho), dan Kim Seohyeon (Jung Sung-mo) kuatir.

Bertepatan dengan ambruknya sang ratu, bintang yang berada di atas istana tiba-tiba jatuh dan menghilang. Langsung dianggap sebagai pertanda kalau kekuasaan Ratu Seon Deok sudah mencapai akhir, kesempatan itu digunakan Bidam untuk mengobarkan semangat pasukannya.

Saat tahu kalau penyakit Ratu Seon Deok sudah lama diketahui tabib, Yushin dengan wajah kuatir berusaha mencari tahu. Namun, sang ratu malah berbicara tentang mimpinya bertemu dengan seorang wanita berpakaian putih yang tiba-tiba memeluknya sambil meneteskan air mata. Kuatir kalau Ratu Seon Deok mulai mengigau, Yushin diingatkan oleh Alcheon untuk mengurungkan niatnya bertanya tentang penyakit sang putri.

Begitu diberi ijin untuk mengerahkan pasukan, Yushin mulai menyusun strategi. Meski sempat diserang, Bidam mengira kalau apa yang dilakukan Yushin adalah demi memancing pasukannya keluar sarang. Perkiraannya salah besar. Tiba-tiba terjadi kehebohan di luar markas musuh, bintang yang semula jatuh kembali ke langit.

Sempat terpukau dengan strategi tersebut, Bidam baru sadar bahwa selain menurunkan moral pasukan, bintang tersebut merupakan isyarat dari Yushin untuk melakukan serangan secara serentak. Munculnya Santak (Jang Sung-pil) yang membawa kabar bahwa Yeomjong adalah dalang dibalik semua kejadian membuat semangat tempur Bidam langsung sirna.(indosiar.com/mdL)

Selasa, 09 Februari 2010

Queen Soendoek 64


Meski sudah ditodong oleh sebilah pedang, Yeomjong tertawa terbahak-bahak. Menyebut bahwa Bidam (Kim Nam-gil) sudah tidak punya tempat lagi karena Ratu Seon Deok (Lee Yo-won) dan para prajurit Shilla telah memburunya, satu-satunya opsi pria itu adalah berkumpul kembali dengan para pengikutnya.

Di tengah provokasi Yeomjong, Bidam terus berjalan dengan terhuyung-huyung, ia masih belum bisa menerima kalau Ratu Seon Deok yang begitu dipercayai dan dicintainya telah mengingkari kesepakatan. Sambil menggenggam cincin yang pernah diberikan sang ratu, Bidam tidak sadar bahwa di saat yang bersamaan, Ratu Seon Deok mengirim Jukbang (Lee Moon-shik) untuk memberikan sebuah surat pada pria itu.

Strategi Yeomjong sukses, Bidam akhirnya memutuskan untuk kembali memimpin para pengikutnya. Berbeda dengan dugaan, Bidam memutuskan untuk menggunakan strategi jitu : tetap berada di Seorabol dan merebut pengaruh para bangsawan dan rakyat. Tujuannya cuma satu : mendongkel Ratu Seon Deok dan menguasai tahta Shilla.

Begitu tahu kalau pasukan pemberontak, tanpa tahu pemimpinnya adalah Bidam, bergerak tidak seperti yang diperkirakan, Yushin (Uhm Tae-woong) dan Kim Seohyeon (Jung Sung-mo) mengambil kesimpulan yang mengejutkan : mereka bergerak menuju Seorabol. Dengan cepat, Yushin memimpin pasukan sebanyak dua ribu orang untuk menghadapi para pemberontak.

Mampu membaca strategi lawan, Bidam langsung memerintahkan Hojae (Go Yoon-ho) untuk menyerang pasukan Yushin dan siap mundur bila diperintahkan. Ternyata tujuannya cuma satu : menguasai benteng yang ditinggalkan pasukan Yushin, yang terkonsentrasi pada pertempuran.

Wajah Ratu Seon Deok langsung berubah pucat saat tahu musuhnya menggelar strategi yang begitu lihai, dimana ada dua kekuatan yang saling bertentangan di Seorabol. Kini posisi dua kubu yang saling berhadapan hanya sekitar 15 menit perjalanan, dan apabila Ratu Seon Deok mengerahkan pasukan, perang saudara tidak bisa dihindari lagi.

Sambil tersenyum penuh kemenangan, Bidam masuk ke dalam benteng yang berhasil dikuasainya untuk menggelar strategi selanjutnya. Oleh Misaeng (Jung Woong-in), disarankan agar mereka menyebar desas-desus yang bertujuan untuk membuat rakyat mempertanyakan kekuasaan Ratu Seon Deok. Di istana, Chunchu (Yoo Seung-ho) langsung bisa menebak bahwa Bidam-lah yang memimpin pasukan pemberontak.

Dengan jabatan sebagai perdana menteri ditambah dukungan dari para anggota kongres yang memihak pada dirinya, Bidam menggelar rapat yang menyatakan mosi tidak percaya pada pemerintahan Ratu Seon Deok. Kali ni sang ratu tidak bisa menahan kesabaran lagi, ia memutuskan untuk menghadapi aksi Bidam dengan tegas.

Dibantu oleh Santak (Kang Sung-pil), Jukbang nekat menemui Bidam untuk memberikan surat dari Ratu Seon Deok karena heran melihat perubahan sikap sang perdana menteri. Begitu membaca isi surat, Bidam langsung marah besar karena mengira kehadiran Jukbang adalah bagian dari strategi Chunchu. Namun begitu melihat raut wajah sang penasehat ratu, Bidam mulai ragu-ragu.(indosiar.com/mdL)

Senin, 08 Februari 2010

Queen Soendoek 63


Isi surat yang menyatakan Bidam (Kim Nam-gil) bakal menjadi penguasa membuat Chunchu (Yoo Seung-ho) marah, ia langsung mengutus pasukan pimpinan Seolji (Jung Ho-geun) untuk menyelidiki bahtera misterius yang muncul di perairan Shilla dan menemukan dalang dibalik semua kejadian.

Tekanan untuk menurunkan Bidam semakin kuat, namun Ratu Seon Deok (Lee Yo-won) sadar bahwa bukan sang perdana menteri yang menjadi dalang atas bahtera misterius dan surat bernada provokasi. Pasalnya sang ratu sadar, surat tersebut hanya membuat posisi Bidam semakin terjepit dan sama sekali tidak menguntungkan.

Di kediamannya, Bidam langsung memarahi seluruh pengikutnya yang telah lancang. Namun, ucapannya malah dibantah oleh satu-persatu mulai dari Jujin, Yeomjong, hingga Misaeng (Jung Woong-in), yang mengaku bahwa apa yang dilakukan adalah untuk memastikan Bidam tidak melenceng dari tujuan awal.

Kehabisan akal, Bidam meminta waktu untuk bertemu Ratu Seon Deok. Awalnya penjaga pintu tidak mengijinkan, untungnya muncul Alcheon (Lee Seung-hyo) yang langsung membantu. Di dalam ruangan, Ratu Seon Deok menyebut bahwa meski tahu kalau Bidam bukan dalang dibalik semua kejadian, namun pria itu dianggap sulit mengatur pengikutnya. Obrolan terhenti ketika sang ratu tiba-tiba merasakan nyeri di dada, wajah Bidam langsung berubah kuatir karena tahu ada yang tidak beres.

Chunchu ternyata benar-benar serius menyelidiki semuanya, ia berhasil menemukan siapa yang membuat bahtera misterius. Yeomjong yang ketar-ketir langsung memerintahkan supaya para pembuat perahu dibunuh. Salah seorang diantaranya berhasil lolos, sehingga pria licik itu langsung mengerahkan pasukan panah. Suasana semakin panas ketika salah satu anak panah mengenai Chunchu.

Kejadian tersebut keruan saja membuat Ratu Seon Deok murka, ia sadar bahwa dalang dibalik peristiwa pemanahan tidak hanya berniat menghabisi pembuat perahu melainkan juga Chunchu. Langsung mengumpulkan para pejabat, ia memerintahkan supaya dalang pemanahan diusut tuntas dan diberi hukuman berat sebagai contoh bagi mereka yang berani menyerang keluarga kerajaan.

Tidak puas dengan tindakan Ratu Seon Deok, Chunchu memutuskan untuk mendatangi Bidam. Keduanya terlibat percakapan serius, Chunchu dengan sengaja mengintimidasi Bidam dengan menyebut bahwa meski orang melihat dirinya lemah, sang pangeran selalu menuntaskan masalah sekecil apapun...termasuk menghabisi Daenambo yang telah menghilang sejak pemberontakan Mishil.

Sebelum pergi, Chunchu membenarkan ucapan Bidam kalau dirinya sempat takut pada sang perdana menteri. Namun, semua itu adalah masa lalu, saat tindakan Bidam masih belum bisa diprediksi. Ucapan terakhir Chunchu, yang menyebut bahwa Ratu Seon Deok sebenarnya tidak mempunyai perasaan apa-apa terhadap Bidam, langsung memukul mental pria itu.

Saat berjalan kembali ke kediamannya, dalam hatinya Chunchu bergumam bahwa ia tahu betul betapa besarnya cinta dan pengabdian Bidam kepada Ratu Seon Deok. Namun, di sisi lain ia juga tahu bahwa kehadiran Bidam dan pengikutnya akan menghambat cita-cita menyatukan Tiga Kerajaan.

Penyelidikan yang sudah berlangsung membuat Yeomjong ketar-ketir, ia langsung meminta para pengikut Bidam yang lain untuk menggerakkan pasukan. Saat mereka terlihat ogah-ogahan, Yeomjong ternyata telah mengantisipasi semuanya sehingga Misaeng, Bojong (Baek Do-bin), Hajong (Kim Jung-hyun) dan yang lain tidak punya pilihan.

Sadar kalau Bidam sudah tidak bisa lagi mengendalikan para pengikutnya, Ratu Seon Deok meminta pria yang dicintainya itu untuk pergi ke tempat yang jauh. Berjanji bakal memanggil kembali setelah semua masalah selesai, Ratu Seon Deok menyerahkan cincinnya pada Bidam sebelum berpisah.(indosiar.com/mdL)

Queen Soendoek 62


Begitu keluar, Bidam (Kim Nam-gil) langsung disambut Misaeng (Jung Woong-in), Hajong (Kim Jung-hyun), dan Bojong (Baek Do-bin) dengan tatapan curiga. Begitu menggelar rapat di kediamannya, Bidam pura-pura mengaku kalau Ratu Seon Deok belum mengetahui isi pesan rahasia, dan mengancam bakal membunuh siapapun yang berani bertindak di luar perintahnya.

Meski Bidam mengaku masih tetap memiliki ambisi yang sama, ucapan tersebut tidak dipercaya begitu saja oleh anak buahnya. Begitu sang perdana menteri mengutus 10 prajurit untuk misi rahasia, 7 diantaranya ternyata berpihak pada Yeomjong. Begitu diberitahu, Bidam hanya tersenyum karena itu merupakan bagian dari strategi untuk mengetahui siapa yang setia padanya.

Oleh Santak, Bidam diberitahu bahwa Yeomjong tengah melakukan perekrutan untuk pekerjaan tambang secara besar-besaran. Sempat tersenyum, wajah Bidam langsung berubah panik karena tahu ada sesuatu yang tidak beres. Rupanya tanpa sepengetahuan Bidam, Yeomjong dan antek-anteknya tengah mengumpulkan pasukan yang bakal dilatih secara rahasia.

Kecurigaan juga dirasakan oleh Yushin (Uhm Tae-woong), yang langsung mengutus anak buahnya untuk mengikuti gerak-gerik Yeomjong. Meski gagal, keduanya berhasil mendapatkan fakta menarik : beberapa pembunuh bayaran yang ditugaskan menyerang ternyata merupakan anggota dari biro yang sebelumnya dipimpin Bidam.

Meski berusaha menutupi perbuatan anak buahnya, Bidam ditemani Santak berusaha mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya. Begitu tahu kalau para bawahannya diam-diam menggalang kekuatan, Bidam akhirnya mendatangi Yushin untuk meminjam pasukan dalam jumlah ribuan. Meski sempat heran, Yushin akhirnya menyetujui permintaan Bidam.

Namun belum sempat bertindak, keesokan harinya sebuah kejadian besar membuat rakyat Shilla gempar. Keruan saja, Ratu Seon Deok (Lee Yo-won) langsung mengumpulkan para bangsawan untuk mencari tahu kejadian apa yang bisa membuat Shilla begitu gempar. Bisa ditebak, kejadian tersebut membuat posisi Bidam semakin terdesak dan jurang antara dirinya dang sang ratu semakin lebar.(indosiar.com/mdL)

Kamis, 04 Februari 2010

Memories of Bali Tamat


Jae-min nampaknya belum juga memahami perasaan Soo-jung, ia terus mengungkit sifat materialistis wanita malang itu. Melihat Soo-jung hendak pergi, Jae-min meminta gadis itu untuk menunggunya sampai bercerai dengan Young-joo supaya keduanya bisa bersama lagi.

Saat hendak pulang, ia berpapasan dengan In-wook. Soo-jung langsung gelagapan saat ditanya ada masalah apa, dan dengan gugup mengatakan tidak ada yang terjadi. Dirumah, Jae-min mengutarakan niatnya bercerai kepada Young-joo, menikahi Soo-jung, dan melenyapkan In-wook. Ucapan itu membuat Young-joo terkejut.

Dihadapan kedua orang tuanya dan Young-joo, Jae-min menyatakan niat bercerai. Begitu mendengar ucapan Young-joo yang mengatakan sang suami bakal menikah lagi dengan Soo-jung, ayah Jae-min menyuruh anak buahnya untuk menculik Soo-jung. Beruntung, gadis itu diselamatkan In-wook. Saat sampai ke tempat bilyar, Jae-min terkejut melihat keadaan tempat itu yang porak-poranda.

Langsung memacu mobilnya kembali kerumah, Jae-min mengamuk dan memaki-maki sang ayah. Dengan wajah dingin, pria tua itu meminta kakak Jae-min untuk membekukan semua kartu kredit milik adiknya dan melarang Jae-min untuk masuk ke rumah itu lagi. Berusaha menyembunyikan senyumnya, kakak Jae-min mengangguk.

Sukses menyingkirkan sang adik, sasaran kakak Jae-min berikutnya adalah In-wook. Dengan sedikit basa-basi, ia menawarkan supaya pria itu secepatnya cuti. Kakak Jae-min tidak sadar kalau In-wook punya rencana lain. Saat hendak pulang Young-joo mendadak muncul dan mengajak untuk menikah, namun dengan tegas In-wook menolak.

Ketika makan bersama Soo-jung, In-wook menyodorkan amplop berisi tiket ke Bali dan mengajak gadis itu untuk selamanya tidak kembali ke Korea. Sempat ragu-ragu, di hari penentuan Soo-jung muncul. Sebelum pergi, di bandara ia menoleh kebelakang untuk terakhir kalinya mencari bayangan Jae-min.

Kakak Jae-min terkejut ketika mendapat laporan In-wook melarikan uang perusahaan dan harus dilarikan kerumah sakit. Mendengar berita tersebut, Jae-min semakin panas setelah sang asisten mengatakan bisa jadi hal itu sudah direncanakan oleh In-wook dan Soo-jung. Mendadak, ia teringat akan ucapan gadis itu dan bertekad mencari mereka untuk balas dendam ke Bali.

Setibanya di pulau Dewata, Jae-min membeli sepucuk pistol dan berusaha melacak keberadaan In-wook dan Soo-jung. Ia semakin gelap mata melihat keduanya berada diranjang dalam keadaan tanpa busana, dan langsung menarik pelatuknya berkali-kali ke arah mereka.

Padahal, saat itu Soo-jung baru saja mengutarakan niatnya untuk kembali ke Korea karena ia mencintai Jae-min. In-wook langsung tewas ditempat, sementara Soo-jung dalam keadaan sekarat sempat mengutarakan cintanya kepada Jae-min sebelum meninggal. Jae-min langsung menangis sesunggukan dan menyesali perbuatannya.

Dipinggir pantai menjelang terbenamnya matahari, Jae-min menangis sekencang-kencangnya. Setelah itu, dengan tenang ia mengarahkan pistol ke dahi, menarik pelatuk, dan ambruk di hamparan pasir pulau Bali.

Memories of Bali 19


Padahal, yang dicari sedang mengobrol dengan In-wook seputar asal-mulanya ia bekerja di Bali. Tidak hanya itu, Soo-jung juga membeberkan alasan utamanya tidak bisa menerima lamaran pria itu. Setelah menangis sesunggukan, gadis itu tertidur karena mabuk.

Saat mengantar Soo-jung pulang, In-wook berpapasan dengan Jae-min. Keadaan memanas setelah In-wook mengatakan akan melamar Soo-jung dan mendorong Jae-min hingga terjatuh, namun pria kaya itu tidak bergeming dan mengatakan siap bersaing untuk mendapatkan Soo-jung. Paginya, hatinya bertambah kesal mendengar In-wook berbicara mesra dengan Soo-jung di ponsel.

Sementara itu saat makan bersama, ibu Jae-min dan Young-joo menyatakan sudah tidak sabar ingin menimang cucu. Ucapan itu sudah tentu membuat Young-joo dan Jae-min semakin canggung, pria itu melampiaskannya dengan bermain bilyar ditempat Soo-jung. Kepada gadis itu, Jae-min mengatakan tidak akan pernah memaafkannya bila menikah dengan In-wook.

Namun yang dilihatnya sungguh mengejutkan, Soo-jung nampak akrab berbicara dengan In-wook. Sebelum pulang, In-wook mendadak mencium bibir gadis itu, dan membuat air mata Jae-min turun dengan derasnya. Hidupnya semakin pelik setelah dikantor ia mendapat adanya penyelewenfan dana.

In-wook nampaknya tidak main-main dengan Soo-jung, ia mendatangi sang ibu sambil membawa gadis itu dan menyampaikan keinginannya untuk menikah. Mudah ditebak bagaimana reaksi wanita setengah baya tersebut. Soo-jung yang tidak ingin adanya pertengkaran antara anak dan ibu memutuskan untuk tidak menerima pinangan itu.

Tetap memperlakukan Soo-jung dengan baik, In-wook mengajaknya ke apartemen baru. Mendadak, muncul Young-joo yang berada dalam keadaan mabuk dan dengan seenaknya duduk di sofa. Tidak hanya itu, ia dengan sengaja menelepon Jae-min untuk memanas-manasi keadaan dan minta dijemput. Saat Jae-min tiba, ia terkejut melihat Soo-jung ada disana.

Meski mengalami tekanan mental dalam asmara, Jae-min ternyata berotak cukup encer. Dengan cepat ia mampu melihat ada yang tidak beres di perusahaan keluarga. Dengan cepat ia menduga bahwa sang kakak memiliki hubungan dengan kasus korupsi tersebut.

Memories of Bali 18


Dikantornya, Jae-min meminta sang asisten untuk mengambil uang sebanyak 100 juta, dan memarahi pria itu ketika bertanya-tanya. Sementara itu, ibu Jae-min menemui Young-joo karena mendengar kehidupan rumah tangga wanita itu dengan anaknya mengalami masalah.

Young-joo tersinggung mendengar wanita setengah baya itu menuduhnya menyulitkan dan merendahkan Jae-min, dan balik menyerang dengan membeberkan alasan utama Jae-min berniat membeli hotel di Bali. Hubungan kedua keluarga semakin renggang setelah ibu Young-joo ikut campur dan semakin memanaskan suasana.

Ketika berada dirumah, Mi-hee menanyakan seputar keadaan Jae-min ke Soo-jung. Belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar dering ponsel, pemuda itu mengajak bertemu dan menjernihkan masalah. Saat bertatapan muka, Jae-min yang sebenarnya merindukan sosok gadis itu malah memperlakukannya dengan kasar dan mengatakan hanya bisa memberi uang. Soo-jung pergi dengan sakit hati.

Kecewa dengan Jae-min yang mabuk-mabukan dan tidak menganggapnya sebagai istri, Young-joo mencari simpati ke In-wook. Di tempat kerjanya, Soo-jung terkejut mendapat cek 100 juta. Tahu siapa sang donatur, gadis itu berniat mengembalikannya. Saat menunggu Jae-min keluar, ia bertemu dengan In-wook yang mengantar Young-joo pulang.

In-wook terkejut melihat gadis itu dan salah-paham, apalagi setelah itu Jae-min muncul. Saat memarahi Soo-jung, Jae-min yang berusaha melerai dipukulnya. Aksi pemukulan baru terhenti setelah Young-joo menampar Soo-jung sebelum masuk kedalam apartemen. Paginya, ibu gadis itu mendatangi rumah Soo-jung, namun kali ini gadis itu balik membalas perlakuan buruk wanita itu.

Di tempat kerja, Kakak Jae-min mulai menyingkirkan posisi In-wook dan menggantikannya dengan orang lain. Langkah ini malah membuat kesepakatannya dengan investor asing batal. Tak jauh dari sana, Jae-min memohon pada sang ayah supaya bisa kembali bersama Soo-jung. Ia bahkan rela melepas semua miliknya, ucapan yang langsung disambut oleh kemarahan pria tua itu.

Hubungan In-wook dan Soo-jung semakin akrab, Jae-min harus gigit jari melihat keduanya pergi keluar bersama. Saat mengobrol, Soo-jung mengeluhkan nasibnya yang dianggap sebagai wanita paling sial. In-wook dengan cepat menambahkan bahwa hal tersebut yang membuat Soo-jung lupa bahwa ia adalah wanita tercantik, pujian yang membuat gadis itu tertunduk dengan wajah merah-padam.

Memories of Bali 17


Saat sedang termenung dikantor, mendadak Jae-min mendapat perintah dari sang ayah untuk pulang. Sesampai dirumah, ia dihajar dengan tongkat golf hingga babak-belur dan diancam untuk tidak meneruskan hubungannya dengan Soo-jung kalau tidak ingin gadis itu celaka.

Jae-min terperangah, ia tidak menyangka ayahnya bakal sekejam itu. Di apartemen yang diperuntukkan untuk Soo-jung, ibu Jae-min meminta asisten anaknya untuk membersihkan lokasi tersebut. Dirumah Mi-hee, Soo-jung hanya bisa terdiam ketika Mi-hee menanyakan keberadaan Jae-min. Diam-diam saat sendirian, gadis itu menangis.

Sejak perpisahan mereka, ponsel Jae-min tidak bisa dihubungi. Saat pria itu kembali ke apartemen, ia terkejut melihat Soo-jung telah menunggu. Gadis itu tidak sadar kalau ada sesuatu yang salah, Soo-jung menyerahkan kunci apartemen sebelum mengucapkan selamat tinggal. Didalam apartemen, Jae-min menangis sesunggukan karena tidak berdaya mencegah kepergian Soo-jung yang dicintainya.

Mencoba peruntungan terakhir, Jae-min meminta waktu bertemu Young-joo dan meminta gadis itu untuk melepaskannya. Dengan senyum sinis, Young-joo menolak dan mengingatkan Jae-min bahwa hari pernikahan mereka sudah semakin dekat.

Pernikahan sendiri akhirnya benar-benar tidak bisa dihindari, namun sejak itu pula Jae-min bagai orang yang telah kehilangan semangat hidup. Ketika dua keluarga besar berkumpul, ia menerima telepon dari Soo-jung yang mengucapkan selamat dan meminta waktu bertemu.

Berusaha mengeraskan hati sambil menahan tangis supaya tidak ketahuan oleh pihak keluarganya yang sedang berkumpul, Jae-min menolak permintaan tersebut. Soo-jung hanya bisa terdiam, namun perhatiannya teralih oleh suara diluar kamar. Rupanya ada In-wook yang sedang mabuk disana, pemuda itu minta maaf karena telah menyakiti hati Soo-jung. Keduanya berpelukan dengan erat.

Keesokan harinya saat memimpin rapat, Jae-min mendapat tepukan dan ucapan selamat dari para bawahannya. Tak jauh dari sana, In-wook dimarahi kakak Jae-min karena laporannya tidak memuaskan. Diam-diam, In-wook menyusun siasat bersama beberapa pihak asing.

Ketika bertemu sang ayah, Jae-min melontarkan niatnya untuk membeli sebuah bar di pulau Bali. Young-joo yang mendengar terkejut. Ketika tinggal berdua dengan sang suami, ia menyindir Jae-min yang seolah terus berusaha menghukum dirinya.

Memories of Bali 16


Saat berpapasan, In-wook memanggil Jae-min dan mengajaknya mengobrol ditempat sepi untuk sesuatu hal. Saat tinggal berdua, ia memukul atasannya tersebut dan menegaskan supaya Soo-jung tidak diganggu lagi. Dirumah, Mi-hee menasehati Soo-jung untuk mengganti harapannya dengan cinta.

Di galeri seni, Young-joo berusaha 'cuci tangan' dengan mengatakan bahwa In-wook lah yang memaksanya untuk terus berhubungan, bahkan menambahkan bahwa salah satu tujuan pria itu mendekatinya adalah demi status. Hal ini dilakukan setelah ibu Jae-min mendapati foto-fotonya saat mencium In-wook di mobil.

Tidak hanya itu, ia juga mengajak Jae-min bertemu di kafe dan menasehati pria itu supaya tidak memberi Soo-jung impian yang terlalu muluk. Dengan dingin Jae-min berpamitan dan langsung menuju rumah Mi-hee, namun disana ia bertemu dengan In-wook yang dengan telaten sedang merawat Soo-jung yang sakit. Keduanya kembali terlibat baku-pukul, dan terhenti setelah Soo-jung muncul.

Karena harga diri tinggi, sulit bagi Jae-min untuk mengatakan maaf. Ia berusaha menunjukkannya dengan cara lain yaitu mengembalikan ponsel Soo-jung, berjanji akan menelepon, dan pergi. In-wook kesal melihat gadis itu lemah menghadapi sikap pongah Jae-min, namun Soo-jung dengan dingin mengucapkan terima kasih karena telah membelanya yang dianggap telah diperbudak uang.

Paginya saat masuk kerja, Soo-jung terkejut melihat posisinya telah ditempati orang lain. Namun sikap gadis itu sudah berubah, tanpa ragu-ragu ia melawan ketika Young-joo berusaha memojokkannya. Saat kembali ke apartemen, ia menelepon Jae-min (yang kaget campur senang) dan mengajaknya makan malam bersama.

Usai acara romantis tersebut, keduanya kembali ke apartemen. In-wook yang menelepon terkejut mendengar Soo-jung sudah berada di apartemen Jae-min, dan langsung memanggil taksi untuk menyusul. Melihat Soo-jung hendak pergi, Jae-min menahannya dengan berurai air mata.

Rasa takut kehilangan gadis itu membuat Jae-min melupakan siapa dirinya dan setengah mengemis meminta Soo-jung untuk tetap tinggal. Dengan lembut, Jae-min mendekatkan wajahnya dan mencium gadis yang dicintainya itu. Ditengah perjalanan, In-wook berubah pikiran dan kembali ke rumah.

Setelah bermesraan, Jae-min melihat Soo-jung tidak bereaksi dan menawarkan untuk mengantarkan gadis itu pulang. Suara mereka terdengar oleh In-wook yang mengurung diri dikamarnya. Esoknya, pria itu masuk ke ruang kerja sang atasan tepat pada saat Jae-min sedang menelepon Soo-jung. Dengan gugup, Jae-min mematikan ponselnya.

Memories of Bali 15


Tidak punya pengalaman memasak, bisa ditebak bagaimana hasil masakan Jae-min : tidak keruan. Namun Soo-jung yang tidak tega berusaha menghargai usaha tersebut, sampai Jae-min sendiri ikut merasakannya dan terkejut. Ia tidak menyangka Soo-jung akan bertindak 'senekat' itu.

Saat mengobrol berdua, Soo-jung yang penasaran bertanya pada Jae-min mengapa pemuda itu suka padanya. Jawabannya sungguh mencengangkan, pria itu mengaku suka dengan kejujuran Soo-jung meski berkesan tidak mempunyai harga diri. Serasa seperti robot, Soo-jung yang sebenarnya tersinggung berjanji tidak akan bekerja di kantor ibu Jae-min lagi.

Ketika hendak menyatakan niatnya, Soo-jung dikejutkan oleh kunjungan ibu Young-joo yang tanpa tedeng aling-aling marah-marah di depan ibu Jae-min, kemudian menghajar gadis itu sampai babak-belur. Tidak tahan lagi, Soo-jung membalas dengan terang-terangan menelepon Jae-min didepan Young-joo. Ia juga balas menampar ketika tunangan Jae-min itu menyakitinya.

Sesampai dirumah, Soo-jung langsung memasak makanan untuk Jae-min namun bayangan In-wook tidak bisa lenyap dari pikirannya. Malamnya, Jae-min yang sumrigah harus menahan kekesalan karena mendadak sang ibu mengharuskannya datang ke acara makan malam. Tinggallah Soo-jung sendirian dirumah dengan perasaan bingung dan kecewa.

Sepanjang acara, Jae-min semakin jengkel karena selain In-wook juga hadir, sang kakak terus menyindirnya. Ia meminta Young-joo turun ditengah jalan, gadis itu tentu saja kesal. Ia memaki Jae-min dan mengatakan sudah tahu perihal Soo-jung yang disewakan apartemen. Tidak menggubris, Jae-min memacu mobilnya pulang.

Saat sampai diapartemen, ia memarahi Soo-jung yang dinilai telah membocorkan rahasia mereka. Marah dengan tuduhan ditambah kekesalan yang telah menumpuk, Soo-jung langsung membereskan pakaiannya. Jae-min yang berusaha mencegah baru sadar kalau wajah gadis itu babak-belur, namun Soo-jung yang terlanjur sakit hati meninggalkannya.

Berjalan tidak tentu tujuan sepeninggal Jae-min, Young-joo tiba ditempat kediaman In-wook dan sempat bertemu ibu pria itu. Didalam kamar sambil minum bir, Young-joo memberi kesempatan terakhir bagi mantan pacarnya itu untuk minta maaf namun tidak digubris.

Tidak ada tempat menginap, Soo-jung mendatangi sang kakak sebelum kembali ke tempat Mi-hee. Dasar apes, pintu rumah sahabatnya itu terkunci. Saat berusaha membuka, In-wook keluar dan menawarkannya masuk. Pria itu meminta Soo-jung tidur dikamarnya dan sebelum keluar, mengaku kalau selama ini ia juga merindukan kehadiran gadis itu.

Memories of Bali 14


Dikamarnya, hati In-wook panas ketika mengingat Soo-jung. Ia teringat akan nasehat sang ibu dan kejadian terakhir yang dialami. Sambil memaki, ia berusaha meyakinkan diri sendiri kalau selama ini hanya memanfaatkan dan kasihan pada gadis itu.

Saat pagi, Jae-min dengan dandanan rapi mendatangi kamar Soo-jung. Karena tidak ada sahutan, ia masuk dan terkejut ketika berpapasan dengan Soo-jung yang hanya dibalut handuk. Jae-min mengajak gadis itu untuk menghabiskan hari itu dengan berbelanja, sementara ditempat lain, In-wook menonton bioskop seorang diri.

Ketika pertemuan dua keluarga besar, Young-joo yang mabuk mulai berbicara soal hubungan rahasia Jae-min dan Soo-jung didepan semua orang. Jae-min berusaha berkelit dengan mengantar gadis itu pulang, namun saat hendak turun, Young-joo mengatainya sebagai pria pengecut karena tidak berani berterus-terang.

Untuk membalas kebaikan Mi-hee, Soo-jung mengundang gadis itu keapartemennya. Namun, ucapan Mi-hee yang ceplas-ceplos, bahkan menolak menerima pakaian yang hendak diberikan dengan alasan bukan pengemis, membuat hati Soo-jung sakit. Saat bertemu Jae-min, pemuda itu kembali bersikap arogan sehingga hatinya semakin teriris.

Meski sudah diperintahkan untuk tidak bekerja lagi, Soo-jung membandel dan masuk. Menolak tawaran Young-joo untuk makan bersama, ia menyempatkan diri mampir kerumah Mi-hee. Saat hendak pulang, ia menatap pintu kamar In-wook dengan mata berkaca-kaca. In-wook mendadak merasakan sesuatu, pria itu keluar namun tidak menemukan Soo-jung yang bersembunyi.

Young-joo semakin tersiksa karena merasa diacuhkan oleh Jae-min dan In-wook, ia mengajak mantan pacarnya tersebut untuk bertemu. Berharap In-wook minta maaf, gadis itu malah mendapat pukulan lagi ketika saat hendak pulang, In-wook meminta Young-joo untuk melupakannya.

Waktu malam tiba, Jae-min marah-marah ketika tahu Soo-jung belum pulang. Karena tidak enak, gadis itu memutuskan untuk kembali namun bertemu dengan In-wook. Meski sudah mengatakan rindu, namun pemuda itu dengan dingin mengacuhkan gadis itu. Didalam kamar In-wook menyesal dan berusaha menyusul Soo-jung, namun yang dituju sudah pergi dengan taksi.

Memories of Bali 13


Ternyata saat masuk kedalam ruangan, kakak Jae-min sedang mengobrol dengan Young-joo yang tersenyum melihat kehadiran dua pria itu. Ternyata, gadis itu datang dengan alasan ingin merayakan kenaikan pangkat Jae-min dan mengundang ketiganya makan malam bersama.

Dengan tegas Jae-min menolak, mengingat diam-diam telah ingin mengajak Soo-jung keluar, dan keluar dari ruangan. Kepergian sang atasan diikuti oleh In-wook, yang dengan halus menolak ajakan tersebut dengan alasan ada janji lain. Tinggal Young-joo yang wajahnya langsung berubah mendapt dua kali penolakan.

Jae-min mulai gelisah karena ponsel Soo-jung mati, sementara saat dihubungi kekantor malah ibunya yang mengangkat. Ia akhirnya berhasil menelepon gadis itu, namun dasar apes saat masuk kedalam ruangan, ia berpapasan dengan sang ibu yang mendadak kembali. Nyaris saja Soo-jung dipukuli kalau saja anaknya tidak menengahi dan mengajak gadis itu pergi.

Saat sampai dirumah, mendadak terdengar bunyi telepon dari In-wook. Soo-jung terkejut, mendadak ia teringat janjinya dengan pria itu. Malamnya, ibu Jae-min mendatangi rumah Soo-jung, menamparnya, dan memperingatkan gadis itu supaya tidak macam-macam. Adegan itu terlihat oleh In-wook.

Paginya saat hendak berangkat, ia dihadang Jae-min yang mengajaknya pergi kesuatu tempat. Ternyata, Soo-jung diminta untuk tinggal di apartemen dan tidak lagi bekerja. Namun reaksi gadis itu sungguh mengejutkan. Disaat Young-joo dan ibu Jae-min mengira dirinya tidak akan masuk bekerja lagi, Soo-jung muncul.

Malamnya, Soo-jung memutuskan untuk pulang kerumahnya. Ia mentraktir sang kakak yang kebetulan datang, dan mulai memikirkan semua kepahitan dan penghinaan yang dialami. Membulatkan tekad, ia memberesi semua pakaian, berpamitan dengan Mi-hee dan In-wook, dan pindah ke apartemen yang telah disediakan oleh Jae-min.

Memories of Bali 12


Jae-min yang masih panas mendatangi rumah orangtuanya dan memarahi sang ibu yang diduga sengaja menerima Soo-jung untuk ditindas. Tidak bisa tidur, paginya pemuda itu datang kerumah Young-joo, membangunkan gadis yang sedang tidur itu, dan menyatakan bahwa pernikahan mereka batal.

In-wook yang penasaran karena sudah beberapa waktu tidak bertemu Soo-jung menanyakan keberadaan gadis itu kepada Mi-hee, yang kelepasan dan menceritakan bahwa ia bekerja di sanggar lukis milik ibu Jae-min. Paginya saat berpapasan, In-wook berpesan supaya Soo-jung bekerja dengan giat sebelum pergi meninggalkan gadis itu.

Karena pikirannya kacau, Jae-min lupa bahwa ada rapat penting yang bakal dihadiri oleh direksi perusahaan dan (yang terpenting) sang ayah yang menjabat sebagai direktur utama. Sempat menelepon Soo-jung namun ditutup, ia mati-matian berusaha untuk membuktikan keahliannya tidak kalah dari In-wook. Usai rapat, ayah Jae-min tersenyum puas melihat presentasi anak bungsunya itu.

Kelelahan, didalam ruangannya ia menerima telepon dari Young-joo yang ingin bertemu. Di coffee shop, dengan senyum sinis gadis itu mengatakan mulai menyukai Jae-min dan menolak membatalkan pernikahan mereka. Malamnya, Jae-min menunggui Soo-jung didepan rumahnya dan mengajak gadis malang itu makan bersama. Tidak sengaja, mereka berpapasan dengan In-wook yang baru pulang.

Tidak hanya itu, Soo-jung juga berjumpa dengan ibu In-wook yang datang mengunjungi anaknya. Melihat gadis itu bersama pria lain, pandangan wanita setengah baya itu berubah 180 derajat. Saat makan bersama, Jae-min lagi-lagi salah bicara sehingga Soo-jung tersinggung. Saat hendak pergi, Soo-jung ditahan Jae-min yang mengajaknya untuk makan (lagi) ditempat lain.

Dalam keadaan mabuk, Jae-min mengungkapkan beberapa alasan kenapa ia mengajak Soo-jung keluar, salah satunya adalah karena ia menyukai gadis itu. Kehabisan akal, Soo-jung menelepon In-wook dan meminta pria itu ikut mengantar Jae-min pulang. Saat hendak pergi, Jae-min mendadak bangun dan berteriak meminta supaya Soo-jung tetap tinggal.

Kesal dengan sikap atasannya tersebut, In-wook mempererat genggamannya ke tangan Soo-jung dan berusaha mengajak gadis itu pulang. Namun, Soo-jung sendiri nampak ragu-ragu dan tidak tega melihat Jae-min dalam kondisi seperti itu. Jae-min nyaris saja dipukul, namun In-wook bisa menahan emosi dan pergi. Dibelakangnya, Soo-jung mengikuti tanpa memperdulikan jeritan Jae-min.

Dikantor keesokan harinya, In-wook mendapat promosi sebagai asisten manajer. Ia langsung berinisiatif menelepon Soo-jung dan mengajaknya makan malam, yang diangguki oleh gadis itu. Mendadak, Young-joo muncul dan memandang ponsel yang dipegang Soo-jung dengan tajam.

Memories of Bali 11


Tidak mau kalah dengan In-wook, Jae-min menarik Soo-jung kekamar dan disana meminta gadis itu melepas pakaiannya. Kecewa dengan perlakuan itu, Soo-jung langsung berujar bahwa hal itu dilakukan Jae-min untuk membalas perlakuan In-wook.

Melihat pria itu terdiam, Soo-jung tersenyum sinis dan merapikan pakaiannya. Sebelum keluar, ia mengucapkan terima kasih atas sumbangan uang dan ponsel dari Jae-min. Dengan perasaan terhina, Soo-jung menuju lift dan bertemu In-wook yang kebetulan keluar dari kamar. Pria itu hanya menatap kosong kemudian meneruskan langkahnya, di belakang Soo-jung menangis sejadi-jadinya.

Paginya Jae-min tidak masuk kerja, ia 'dikunjungi' Young-joo yang berusaha menunjukkan kebaikannya dengan membuatkan minuman. Gadis kaya itu dengan cepat menebak bahwa kelakuan Jae-min membawa Soo-jung adalah karena cemburu, namun jawaban pria itu sangat mengejutkan. Dengan jujur, Jae-min mengaku kalau dirinya benar-benar menyukai Soo-jung.

Penasaran, Jae-min menelepon In-wook namun malah mendapat perkataan ketus dari pria itu supaya lebih memperbaiki sikapnya. Sebelum menutup pembicaraan, In-wook menegaskan dirinya sudah tidak ada hubungan dengan Young-joo dan meminta Jae-min untuk tidak memperalat Soo-jung. Jae-min terkejut, karena perkataan itu sama seperti yang diucapkan Young-joo beberapa saat sebelumnya.

Tahu Soo-jung tidak bekerja lagi, Young-joo mendatangi kediaman Mi-hee dan menawarkan pekerjaan di perusahaan ibu Jae-min. Soo-jung sempat terdiam, namun 'rival'nya tersebut mengatakan bakal meyakinkan wanita yang pernah menampar dirinya tersebut. Malamnya saat keluar, Soo-jung bertemu dengan In-wook yang baru saja dikunjungi oleh kakak Jae-min.

Setelah membulatkan niatnya, Soo-jung mendatangi Young-joo di museum tempatnya bekerja dan menyatakan siap bertugas. Ia mulai diajari pernak-pernik mengurus tempat tersebut, dan duduk satu ruangan dengan ibu Jae-min. Sebelum pergi, wanita setengah baya itu berpesan pada Young-joo, dan berbicara seolah Soo-jung tidak ada, supaya meminta 'pekerja baru' itu membereskan ruangan.

Malamnya karena diminta untuk menjemput Young-joo, Jae-min datang ke museum dan terkejut melihat Soo-jung bekerja sebagai 'seksi repot'. Mengacuhkan Young-joo, ia menarik dengan kasar kain pel, membuangnya, dan memerintahkan Soo-jung untuk tidak lagi bekerja disana sambil menyerahkan sejumlah uang. Ia tidak sadar, perlakuan itu membuat martabat Soo-jung semakin runtuh.

Memories of Bali 10


Pertemuan keduanya tidak menghasilkan apa-apa, sebelum pergi In-wook mengingatkan Jae-min bahwa tidak semua orang seperti pria arogan itu yang tidak menghargai uang. Dirumah setelah mendapatkan 'dukungan' Mi-hee, Soo-jung memutuskan untuk menanyakan alasan mengapa ia dipecat.

Niat tersebut benar-benar dijalankan keesokan harinya, ia sempat berdebat dengan asisten Jae-min sebelum pria itu muncul dan memintanya untuk masuk ke ruang kerja. Bermaksud untuk menghibur, ucapan Jae-min tentang uang santunan malah membuat perasaan Soo-jung kembali terpukul, gadis itu langsung berpamitan keluar.

Dari ibu Jae-min, Young-joo mendengar kabar pemecatan Soo-jung. Namun melihat sang tunangan belum bisa melupakan gadis itu, Young-joo dengan sedikit memaksa minta supaya diperbolehkan menginap di apartemen Jae-min. Reaksi pria itu : mengambilkan baju ganti dan mempersilakan Young-joo tidur, sementara ia sendiri memilih untuk tinggal diluar.

Saat membeli arak, Soo-jung bertemu dengan In-wook sehingga keduanya mengobrol saat perjalanan pulang. Didepan rumah, mereka melihat Jae-min yang tiduran dalam keadaan mabuk. Ia akhirnya digotong dan tidur dirumah In-wook. Saat bangun pagi, Jae-min mendapatkan pesan dari In-wook.

Pemuda itu mengetuk rumah Mi-hee, yang keluar bersama Soo-jung. Setelah makan pagi bersama, Soo-jung diajak ke sebuah pusat pertokoan dan dibelikan sebuah ponsel. Setelah diterima dengan sedikit terpaksa, Jae-min menelepon dan memberitahu supaya ponsel tersebut tidak dimatikan. Pada saat yang sama, In-wook juga berniat membelikan Soo-jung sebuah ponsel.

Malamnya Soo-jung mencoba 'mainan' barunya, Mi-hee yang melihat gondok setengah mati. Keduanya dikejutkan oleh suara ketukan pintu, ternyata yang mengetuk adalah In-wook yang semula hendak memberikan 'hadiah' pada Soo-jung.

Niat tersebut diurungkan ketika melihat sebuah ponsel baru ditangan Soo-jung, Mi-hee membuat suasana tambah panas dengan mengatakan bahwa barang itu adalah hadiah dari Jae-min. Dalam kekalutan, In-wook memutuskan untuk minum arak disebuah bar. Siapa sangka, disana ia malah bertemu dengan Young-joo.

Memories of Bali 9

Beruntung saat itu Mi-hee membuka pintu dan memberitahu bahwa Soo-jung tidak ada. Setelah pemuda itu pergi, Soo-jung buru-buru keluar. Saat hendak masuk, In-wook memanggil dan memberikan kalung gadis itu yang terjatuh. Adegan itu terlihat oleh Jae-min yang muncul dari samping.

Keduanya berangkat kerja berbarengan keesokan harinya, namun karena canggung Soo-jung sengaja berjalan beberapa meter dibelakang In-wook. Keduanya naik lift berbarengan dengan Jae-min, yang dengan suara keras menegur gadis itu dan membuat terkejut orang disekeliling mereka. Soo-jung semakin kaget ketika mendengar Jae-min mengetahui dimana keberadaan mantan atasannya yang buron.

Young-joo mendatangi kantor Jae-min dan bertemu dengan kakak pria itu sambil meminta supaya In-wook dipindahkan ke bagian lain. Tidak hanya itu, ia mendatangi Soo-jung yang sedang makan siang dikantin dan dengan angkuh meminta gadis itu supaya tidak bertingkah karena dianggap tidak sederajat dengan dua pria yang menyukainya (In-wook dan Jae-min).

Dasar apes, Soo-jung yang ingin mencari tahu keberadaan mantan atasannya datang ke apartemen Jae-min tepat pada saat ibunya dan Young-joo ada disana. Ia ditampar oleh sang ibu yang mengatainya sebagai sampah. Jae-min membela dan menarik Soo-jung keluar, namun gadis itu terlanjur sakit hati dan meninggalkan Jae-min yang hanya bisa melongo.

Dalam keadaan kalut, Soo-jung menelepon In-wook namun berpura-pura tidak terjadi apapun. Pria tersebut mampu menangkap maksud gadis itu, dan berusaha mencari Soo-jung kemana-mana namun tidak membuahkan hasil. Yang beruntung adalah Jae-min, yang terus menunggu kehadiran Soo-jung didepan rumah sampai gadis itu muncul.

Keduanya kembali terlibat pertengkaran, disusul oleh munculnya In-wook yang membuat keadaan tambah runyam. Dua pria tersebut terlibat baku-pukul, sementara Soo-jung sendiri mengungsi kedalam kamarnya. Keesokan harinya, gadis itu dipecat karena dianggap telah mencemarkan nama Jae-min. Ternyata, semua itu adalah atas suruhan ayah pria itu.

Kali ini, Jae-min tidak berkutik dan hanya dapat termangu saat bertemu Soo-jung di pintu lift. Meski kecewa, Soo-jung tersenyum ketika melihat In-wook muncul dari kejauhan bersama rekan-rekannya. Siapa sangka, ekspresi mukanya tidak berubah saat berpapasan dengan Soo-jung, dan melewati gadis itu begitu saja.

Memories of Bali 8

Ditempat lain, pikiran Jae-min yang sedang menemani Young-joo mencoba gaun pengantin menerawang memikirkan Soo-jung sehingga ia tidak antusias. Saat pulang, gadis itu menggerutu dan minta diturunkan. Diluar dugaan, Jae-min langsung menghentikan mobilnya.

Ketika malam tiba, Jae-min tidak tahan lagi, ia menelepon In-wook dan meminta disambungkan dengan Soo-jung yang diduganya berada disebelah pria itu. Ternyata dugaan itu tidak meleset. Akibatnya, bukannya 'melepas rindu' Jae-min malah marah-marah tidak jelas kemudian menutup telepon. Keruan saja Soo-jung bingung.

Keesokan harinya, Jae-min kembali mendapat perlakuan miring dari ayah dan kakaknya. Sikap sang kakak yang terus berusaha mendekati In-wook membuatnya curiga, ia langsung meminta saudara kandungnya tersebut untuk menjaga kelakuan. Menjelang siang, ia mengintip meja resepsionis untuk mencari Soo-jung namun tidak ketemu.

Gadis itu sendiri berada dibelakang Jae-min saat makan siang dikantin, saat kembali ia sempat dimarahi rekan resepsionisnya namun 'ditolong' oleh In-wook. Kesal mendengar kedekatan hubungan Soo-jung dengan In-wook, gadis itu kembali dikerjai sehingga harus lembur.

Saat pulang lembur, Jae-min terpaksa turun dengan tangga karena lift tidak berfungsi. Ketika turun, ia mendengar suara langkah orang lain sehingga lari terbirit-birit dari lantai 20. Saat tiba dibawah, tak lama pintu darurat terbuka dan muncul Soo-jung yang menangis. Rupanya, langkah tersebut adalah milik gadis itu.

Masih penasaran, Young-joo mendatangi rumah In-wook dan setengah memaksa untuk diijinkan masuk. Keduanya berselisih, In-wook ditampar sehingga pria itu pergi begitu saja. Tak lama setelah itu, ibunya datang dan disambut oleh Soo-jung yang kebetulan berada diluar.

Sambil menunggu In-wook kembali, Soo-jung membereskan rumah pria itu. Saat hendak keluar, In-wook mendadak masuk, menyatakan perasaan sukanya, dan mencium Soo-jung. Disaat bersamaan, Jae-min sedang memacu mobilnya ke rumah gadis itu.

Memories of Bali 7


In-wook mengajak Soo-jung mampir ke warung sang ibu, yang langsung mengenali gadis itu. Sempat tersenyum melihat In-wook yang makan dengan lahap, saat berjalan pulang Soo-jung memuji ibu pemuda itu. Saat tiba dirumah, In-wook mengatakan pernah melihat mantan atasan gadis itu.

Untuk melampiaskan kekecewaannya, Jae-min mabuk-mabukan bersama para sahabatnya namun bayangan Soo-jung tidak bisa lepas dari pikirannya. Siapa sangka, yang dicari malah mendatangi untuk menanyakan soal mantan bosnya Cho Sang-bae. Bukannya senang, Jae-min malah berusaha melecehkan Soo-jung sebelum kemudian mengatakan gadis itu bukan tipenya.

Paginya dikantor, Jae-min diam-diam meminta asistennya untuk mencari kabar tentang Sang-bae. Pria yang melarikan uang Soo-jung itu sendiri sedang berada bersama Jang-soo. Namun karena kebodohan pria itu, Sang-bae yang semula berencana digiring untuk bertemu Soo-jung berhasil melarikan diri.

Young-joo masuk mendadak kekantor Jae-min, dan mengagetkan pemuda yang sedang tidur sambil meneteskan air liur tersebut. Beralasan ingin makan siang bersama, kedatangan gadis itu ternyata untuk mengorek sejauh mana hubungan In-wook dan Soo-jung. Tidak tanggung-tanggung, mereka juga diundang.

Saat makan berempat, Young-joo mengajukan pertanyaan yang membuat ketiga 'rekan'nya jengah. In-wook dengan ketus menyatakan bahwa hubungannya dengan Soo-jung bukan urusan gadis itu. Saat diantar pulang, giliran Jae-min yang mengatakan dengan keras supaya Young-joo tidak ikut campur.

Ketika kembali kekantor, Ini-wook mengobrol dengan Soo-jung sambil minum kopi. Pertanyaan gadis itu mengenai perasaannya terhadap Young-joo dibalas oleh pertanyaan yang membuat Soo-jung tidak berkutik. Obrolan mereka terputus oleh kehadiran kakak Jae-min. Tak lama setelah itu, gosip mengenai Soo-jung mulai beredar di kalangan pekerja bagian customer-service.

Berita tentang kegagalan Jang-soo yang gagal meringkus Sang-bae membuat Mi-hee dan Soo-jung kesal, keduanya langsung mengusir pria itu keluar. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan, ternyata In-wook yang berada diluar. Memasakkan makanan bagi pria itu, Soo-jung menceritakan bagaimana perasaannya terhadap Jae-min.

Memories of Bali 6

Setelah pria itu pergi, In-wook masuk kedalam rumahnya dan meninggalkan Soo-jung yang masih bengong. Didalam ia teringat akan ucapan Young-joo saat keduanya bertemu. Sambil minum bir, ia merobek foto kenangannya bersama Young-joo.

Paginya, Soo-jung memulai pekerjaan barunya di perusahaan milik ayah Jae-min. Kehadirannya tidak disambut baik oleh karyawan, ia diminta menghapal seluruh nama dan nomor telepon klien. Kehadiran gadis itu membuat kakak Jae-min curiga terjadi sesuatu antara adiknya dengan Soo-jung, dan berusaha mengorek keterangan melalui asisten Jae-min.

Marah besar mendengar rencana pertunangan batal, ayah Jae-min menghajar anaknya dikantor. Namun kali Jae-min bergeming dan mengatakan bakal bertahan dengan keputusannya, kemudian ngeloyor pergi. Malamnya, ia bertemu dengan Soo-jung yang tertidur dikantor. Gadis itu diajaknya untuk makan bersama.

Di restoran, Soo-jung kaget melihat harga makanan yang mahal dan memesan menu termurah. Jae-min menanyainya soal hari pertama bekerja dan mengenai In-wook. Jawaban gadis itu yang mengatakan pertemuan mereka seperti takdir membuat mood pria itu berubah, Jae-min beralasan telah kenyang dan pergi meninggalkan Soo-jung begitu saja.

Saat In-wook menemui kakak Jae-min, Young-joo mendatangi rumahnya dan bertemu Soo-jung. Gadis itu marah karena Mi-hee memanas-manasi bahwa In-wook telah menjalin hubungan dengan Soo-jung. Ketika hendak pulang, ia melihat jaket pria itu di gantungan sehingga kecurigaannya semakin menguat.

Soo-jung bangun kesiangan hingga terlambat bekerja, ia naik satu lift dengan Jae-min. Setelah mengenakan pakaian dinas, Soo-jung yang ceroboh menabrak orang sehingga berkas klien berantakan. Ia dibantu oleh In-wook, Jae-min yang melihat mulai dibakar perasaan cemburu. Kekesalannya semakin menjadi saat berhadapan dengan In-wook dan Young-joo dalam satu lift.

Memories of Bali 5


Saat tiba, gadis itu disambut oleh Jae-min dan ditawari minum. Setelah mengutarakan niatnya, pria itu langsung mengatakan tidak bisa. Menelan perasaan gengsi, Soo-jung kembali mengulangi permintaannya untuk meminjam uang sejumlah 30 juta.

Ternyata masih ada kebaikan di hati Jae-min, ia menyanggupi dengan syarat Soo-jung mencari pekerjaan tetap. Paginya, janji tersebut ditepati dengan masuknya uang sejumlah yang diminta ke rekening Soo-jung. Namun dasar apes, kakak Jae-min mengetahui proses transaksi itu. Bukannya berterima kasih, Jang-soo malah meminta Soo-jung untuk mminjaminya 20 juta lagi.

Menepati janjinya, Soo-jung berusaha untuk melamar kerja ke berbagai tempat. Di tempat lain, In-wook dijebloskan ke penjara karena memukuli pacar sang ibu yang mengobrak-abrik warungnya. Ia ditebus oleh Young-joo, namun gadis itu kembali harus kecewa karena bantuannya tidak dihargai.

Saat pagi tiba, Jae-min dengan penuh semangat menunggu kehadiran Soo-jung di depan resepsionis namun gadis itu tidak juga muncul. Karena kesal, ia menyindir In-wook saat pria itu muncul. Belakangan saat bertemu Young-joo, ia menegaskan bahwa hubungan mereka telah berakhir. Hal ini tentu saja membuat gadis itu senang, dan menelepon In-wook.

Saat bertemu, Young-joo menceritakan bahwa pertunangannya dengan Jae-min telah berakhir dan gadis itu ingin meneruskan hubungannya dengan In-wook. Saat mabuk, Young-joo berusaha memeluk pria itu namun ditepis. Menghadapi gadis yang telah pasrah itu, In-wook meninggalkan Young-joo begitu saja dan pulang.

Soo-jung akhirnya mendapat pekerjaan sebagai penyanyi, bayaran yang didapat cukup banyak karena penampilannya yang memuaskan. Sahabatnya Mi-hee mengajak untuk merayakan keberhasilan itu dengan karaoke, mereka mengajak In-wook. Saat mengobrol berdua, mereka bertemu Jae-min yang sengaja mendatangi rumah itu untuk bertemu Soo-jung.

Memories of Bali 4


Seperti yang sudah diduga, pertemuan dua pria yang saling bersaing dalam masalah cinta tersebut berbuntut ribut mulut, sehingga salah seorang bodyguard klub malam yang bertubuh besar menegur. Bukannya minta maaf, Jae-min malah cari gara-gara.

Sikapnya yang congkak membuat bodyguard tersebut marah, kemudian memukulnya dan In-wook yang berusaha membela. Meski bergabung, keduanya tidak berdaya menghadapi pria bertubuh besar tersebut sehingga babak-belur. Mereka diselamatkan oleh Soo-jung yang membantu, meski itu berakibat ketiganya harus lari dari kejaran para bodyguard lain yang belakangan muncul.

Soo-jung meninggalkan Jae-min dan In-wook yang terduduk di sebuah lorong, keduanya sepakat 'berdamai' sebelum berpisah. Jae-min menyusul Soo-jung. Melihat gadis itu menggigil kedinginan, ia menarik Soo-jung ke sebuah toko pakaian dan membelikan sebuah mantel bulu yang harganya mahal. Tidak hanya itu, ia juga meminjamkan uang untuk ongkos kereta api Soo-jung.

Ketika pulang, Soo-jung tidak bisa masuk kerumah karena dikunci Mi-hee. Ia bertemu dengan In-wook, yang menawarkannya masuk kedalam rumah. Melihat Soo-jung yang belakangan tertidur, pria itu memutuskan untuk pulang kerumah dan berdamai dengan sang ibu.

Jae-min yang mulai tertarik dengan Soo-jung meminta asistennya untuk mencari data tentang gadis itu. Hal itu membuat ketertarikannya dengan Young-joo berkurang drastis, dengan ogah-ogahan ia mengiyakan saat gadis itu menawarkan untuk mengakhiri hubungan mereka. Hal itu membuat ayah Jae-min marah dan nyaris menghajar sang putra.

Tidak perduli, malamnya ia bersama beberapa sahabat mendatangi klub malam dimana Soo-jung, yang habis dipukuli oleh bosnya, bekerja. Ia disodori kartu nama setelah sebelumnya diejek tidak punya harga diri. Saat pria itu pergi, Soo-jung menangis sejadi-jadinya.

Young-joo yang berencana untuk menemui In-wook mengurungkan niatnya saat melihat pria itu mengobrol dengan seorang gadis yang ternyata adalah Soo-jung. Di sebuah kafe, gadis itu menangis sambil bercerita akan perlakuan kasar yang diterimanya dari pria kaya. Tanpa sadar, sebuah kalimat yang disebutkan gadis itu menusuk perasaan In-wook yang hanya terdiam.

Memories of Bali 3


Soo-jung tidak menyerah dan berusaha mencari info tentang bos yang telah melarikan uangnya, namun pihak biro perjalanan di Korea lepas tangan. Mereka bahkan menepis permohonannya untuk bisa bekerja. Belakangan karena tidak tega, seseorang dari biro memberi info penting.

Dikantor, Jae-min memanggil In-wook untuk berbicara empat mata di bar. Dari belakang, mendadak muncul Young-joo. In-wook nampaknya bertekad untuk menghindari mantan kekasihnya itu, ia pamit dengan alasan masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.

Saat tiba dirumah, perasaan In-wook semakin kacau melihat sang ibu bercengkrama mesra dengan seorang pria yang diduga sebagai pacarnya (namun ditutup-tutupi). Kesal dengan sikap itu, sang ibu dalam keadaan setengah mabuk mengucapkan kalimat yang membuat hati In-wook semakin remuk.

In-wook memutuskan untuk mencari rumah tempat tinggal untuk dirinya sendiri, Mi-hee yang melihatnya dengan heboh memberi tahu Soo-jung akan adanya pria tampan yang bakal pindah kesamping mereka. Tidak antusias, Soo-jung meminjam pakaian sahabatnya untuk kembali mencoba bertemu Jae-min. Ia nyaris saja diusir dua kali kalau saja kakak Jae-min tidak muncul.

Saat tiba diatas, secara tidak sengaja Soo-jung bertemu dengan In-wook yang sedang bekerja. Gadis itu diantar ke ruangan Jae-min, namun rupanya itu adalah salah satu rencana kakak pria itu untuk 'menjatuhkan' adiknya. Tak lama setelah itu, sang ayah masuk dengan marah-marah dan memaki Jae-min yang datang terlambat.

Karena mood-nya yang buruk, Jae-min bersikap kasar ke Soo-jung, yang pergi sambil menangis. Duka gadis itu tidak hanya sampai disitu, ia juga dijual sang kakak Lee Jang-soo ke rentenir karena kalah berjudi. Gadis itu awalnya menolak, namun belakangan setuju dengan persyaratan tidak menjual diri karena tidak tega melihat sang kakak dipukuli.

Young-joo tidak menyerah, ia mencegat pemuda namun ditanggapi dingin. Dari dalam rumah pemuda itu mendadak muncul ibunya dan sang pacar yang bertengkar. Tidak terima sang ibu diperlakukan tidak adil, In-wook maju dan memukuli pria itu hingga babak-belur. Dari kejauhan, Young-joo hanya bisa terpaku dan tidak menyangka kalau keluarga In-wook mengalami masalah separah itu.

Ketika sampai dirumah, Young-joo telah ditunggu oleh Jae-min yang dengan seenaknya ngeloyor masuk kerumah. Ucapan gadis itu dikamar mandi bahwa ia masih mencintai pacar lamanya membuat Jae-min kesal, ia pergi sambil melarikan mobil dengan kecepatan tinggi.

Memories of Bali 2

Sebagai seorang guide profesional, Soo-jung berusaha menunaikan tugas dengan baik dan membawa ketiga tamunya menikmati keindahan pulau Bali. Saat mengunjungi wilayah Sangeh, Jae-min yang iseng nyaris saja diserang seekor monyet.

Sikap Jae-min yang kasar membuat Young-joo memutuskan pulang, namun dicegah oleh In-wook. Jae-min semakin uring-uringan dan meninggalkan Young-joo berdua dengan In-wook, diluar ia mengobrol dengan Soo-jung yang malah menebak In-wook sebagai yang terkaya diantara ketiganya. Saat minum bir dipinggir pantai, Jae-min bertengkar dengan In-wook namun kalah.

Mengantarkan Jae-min yang mabuk, Soo-jung diajak tidur bersama. Meski sebenarnya kesal, namun karena butuh uang gadis itu dengan enteng balik bertanya berapa banyak uang yang sanggup dibayar Jae-min. Ucapan itu membuat Jae-min melempar segepok uang kepangkuan Soo-jung, dan mengusirnya keluar. Saat tiba dihotel, ia menumpahkan kekesalannya dengan menangis.

Soo-jung kaget melihat In-wook telah berada dibelakang, dab menyeka air matanya. Pria itu sendiri perasaannya semakin kacau karena merasa tidak mampu membahagiakan Young-joo yang dicintainya. Kesialan Soo-jung belum berakhir, ia sempat diserang oleh sejumlah preman yang mencari bos pemilik tempatnya bekerja.

Saat kembali ke Jakarta, In-wook menyerahkan surat pengunduran diri kepada atasannya, yang diluar dugaan malah memarahinya karena dianggap telah mengambil kesempatan dalam kesempitan. Belakangan In-wook baru tahu kalau dirinya dipanggil untuk bekerja di kantor pusat di Korea.

Ketika hendak pulang ke Korea, nasib kembali mempertemukan In-wook dengan Soo-jung yang duduk disebelahnya. Ternyata kehadiran pria itu adalah atas permintaan perusahaan, yang menugaskan In-wook sebagai asisten manajer pemasaran yang tidak lain adalah Jae-min.

Memories of Bali 1


Jung Jae-min adalah seorang pemuda yang berasal dari keluarga kaya-raya, bunyi telepon dari sang ibu membangunkannya dari tidur. Dengan tergesa-gesa, ia menuju ke sebuah toko perhiasan untuk bertemu sang tunangan Choi Young-joo dengan pakaian awut-awutan.

Kehidupan Jae-min diwarnai oleh sikapnya yang hanya mengejar kesenangan dan mabuk-mabukan, ia bahkan sempat dimarahi sang ayah saat mengikuti rapat direksi. Young-joo sendiri sebenarnya mencintai pria lain bernama Kang In-wook yang bekerja di Indonesia. Hanya bermodal secarik kertas berisi alamat, gadis itu nekat menyusul pria itu.

Bisa dibayangkan betapa terkejutnya In-wook melihat kehadiran Young-joo didepan pintu rumahnya, apalagi mendengar niat gadis itu untuk menginap. Paginya In-wook sengaja bersikap ketus, Young-joo yang tersinggung bersiap pergi sambil menyatakan tujuan sebenarnya kesana. Tidak tega, In-wook menahannya, membatalkan rencana kerja, dan mengikuti gadis itu ke Bali.

Siapa sangka, saat tiba dibandara mereka telah ditunggu oleh Jae-min yang rupanya telah mencium rencana Young-joo. Kejadian itu kontan membuat In-wook dan Young-joo canggung, apalagi dengan wajah tidak berdosa Jae-min mengundang 'rival'nya untuk makan malam bersama. Saat sendirian, ia menelepon ke Korea dan meminta bawahannya menyelidiki siapa In-wook sebenarnya.

Malamnya saat makan malam, In-wook yang berpakaian kasual salah tingkah melihat Jae-min dan Young-joo mengenakan baju formal. Apa yang ditakutkannya menjadi kenyataan, selama makan Jae-min terus menyindir In-wook sampai pria itu tidak bisa menahan sakit hati dan berpamitan.

Saat pergi keluar, In-wook berpapasan dengan gadis bernama Lee Soo-jung yang tercebur di kolam. Keduanya kembali bertemu di pintu hotel saat In-wook menyetop sebuah taksi, dengan gayanya yang khas Soo-jung merengek supaya bisa menumpang ke kota.

Tidak punya pilihan lain, In-wook terpaksa mengangguk setuju. Gadis itu mengoceh terus sepanjang jalan sehingga In-wook terganggu, dan akhirnya meminta supaya Soo-jung turun ditengah jalan. Siapa sangka, keduanya bertemu kembali karena Soo-jung ternyata berprofesi sebagai pemandu wisata turis.

Queen Soendoek 61


Dengan kemampuan diplomasinya, Misaeng (Jung Woong-in) berhasil mempengaruhi utusan Tang untuk menekan Ratu Seon Deok (Lee Yo-won). Langsung tersenyum licik karena rencananya berjalan mulus, Misaeng diberitahu Yeomjong untuk mau menggunakan oseon alias kipas bulu untuk menyampaikan pesan rahasia.

Kedatangan utusan Tang langsung disambut dengan gembira oleh Ratu Seon Deok, namun semua berubah ketika sang utusan malah menyindir kerajaan Shilla yang dipimpin oleh seorang wanita. Tidak mau kalah gertak, Ratu Seon Deok dengan tegas menyuruh para utusan untuk ditahan. Tidak cuma itu, ia juga menyatakan siap memutuskan hubungan dengan kerajaan Tang.

Keputusan tersebut tidak hanya mengejutkan utusan Tang, namun juga Misaeng. Dengan wajah pucat, ia langsung berembuk dengan rekan-rekannya untuk mencari cara menghubungi sang utusan yang ditahan. Sayang, usaha mereka terbentur oleh satu orang : Alcheon (Lee Seung-hyo), yang ditugaskan untuk menjaga tahanan dengan ketat.

Ratu Seon Seok ternyata memiliki segudang strategi, dengan sengaja ia membiarkan para penjaga disogok untuk mengetahui siapa dalang dibalik semua kejadian. Strateginya berhasil, utusan Tang menyerahkan pesan rahasia yang disimpan dalam oseon (kipas bulu) untuk disampaikan ke kubu Bidam.

Kipas bulu tersebut nyatanya diserahkan oleh penjaga yang disogok ke Ratu Seon Deok. Mulai memikirkan strategi apa yang tengah dilancarkan oleh musuh, sang ratu diberitahu Chunchu (Yoo Seung-ho) akan strategi kipas bulu yang pernah dipelajarinya saat berada di pengasingan. Dugaannya tepat, kipas tersebut menyimpan pesan rahasia...yang ditujukan pada Bidam (Kim Nam-gil).

Chunchu sangat marah begitu membaca isi pesan utusan Tang, ia meminta Ratu Seon Deok untuk menghukum Bidam seberat-beratnya karena berniat melakukan pemberontakan. Melihat sang ratu ragu-ragu, Chunchu tidak bisa menyembunyikan kemarahannya dan langsung keluar ruangan tanpa bicara lagi.

Di kediamannya, Bidam langsung termenung begitu tahu para pengikutnya sangat berambisi menjadikan dirinya sebagai raja. Bernia untuk menjelaskan semuanya, Bidam mendatangi istana Ratu Seon Deok namun kehadirannya ditolak. Untuk mencegah masalah semakin rumit, ia ganti mengunjungi tempat dimana utusan Tang ditahan. Bisa dibayangkan, bagaimana terkejutnya Bidam saat tahu kipas bulu berisi pesan rahasia sudah jatuh ke tangan Ratu.

Fakta tersebut membuat Bidam lemas, ia langsung teringat akan apa yang pernah dilakukan gurunya Munno yang mengacuhkannya setelah membuat kesalahan besar. Namun ia tetap ngotot ingin membuktikan dirinya tidak bersalah, dan kembali hadir di istana Ratu Seon Deok. Suasana sempat berlangsung canggung, karena di tempat itu ternyata sudah ada Chunchu, Yushin (Uhm Tae-woong), dan Alcheon.

Dengan jujur, Bidam mengaku kalau pesan rahasia di kipas utusan Tang tidak ada hubungan dengan dirinya. Sudah tentu, ucapannya langsung disambut oleh rasa tidak percaya. Secara mengejutkan, hanya satu suara yang menyatakan percaya : Ratu Seon Deok. Dengan gembira, Bidam menyebut dirinya akan mengatasi 'pemberontakan' yang dilakukan para anak buahnya.

Begitu keluar, Bidam langsung disambut Misaeng, Hajong (Kim Jung-hyun), dan Bojong (Baek Do-bin) dengan tatapan curiga. Begitu menggelar rapat di kediamannya, Bidam pura-pura mengaku kalau Ratu Seon Deok belum mengetahui isi pesan rahasia, dan mengancam bakal membunuh siapapun yang berani bertindak di luar perintahnya.(indosiar.com/mdL)

A love to Kill tamat

Tidak perduli dengan sikap dingin Bok-gu, Eun-seok terus membuntutinya sambil memohon diberi kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama meski hanya untuk sekedar minum teh. Diam-diam setelah berpisah, Bok-gu memukuli dua orang yang sempat menghina Eun-seok.

Kembali berurusan dengan polisi, Da-jeong yang melihat kondisi mengenaskan Bok-gu tidak tahan lagi dan langsung melampiaskan kemarahannya. Siapa sangka, pria itu belakangan malah meminta supaya gadis itu tidak memperdulikannya lagi karena telah berulang kali berkhianat. Kemudian, Bok-gu menggendong Da-jeong, yang terduduk lemas karena sudah beberapa hari tidak makan, pulang.

Setelah berpisah, Eun-seok tidak berhenti memikirkan keadaan Bok-gu dan memutuskan untuk mengunjungi pria itu. Sempat berubah pikiran di saat terakhir, dari salah seorang rekan ia diberitahu tentang kondisi Bok-gu yang mengenaskan, dan akhirnya melihat dengan mata kepala sendiri.

Kejadian tersebut membuat Eun-seok sadar bahwa masih ada orang lain yang lebih terluka darinya akibat kematian Min-joo, dan Bok-gu telah berbohong saat mengatakan dirinya baik-baik saja. Ia hanya bisa menahan tangis saat memperhatikan pria itu yang tergolek di ruangan karaoke.

Hal itu dilihat Da-jeong yang semula berniat untuk membawa Bok-gu pulang, dan air mata gadis itu kembali jatuh. Memutuskan untuk bicara dengan Eun-seok, ia memberitahu bagaimana kondisi terakhir pria terakhir yang sama-sama mereka cintai, memohon supaya sang 'rival' mau menolong Bok-gu dan berjanji akan menghilang setelah itu.

Keruan saja, Eun-seok merasa bersalah dan merasa dirinya sebagai penyebab keretakan hubungan Bok-gu dan Da-jeong. Dengan gontai ia melangkah kembali ke mobil, dan hatinya sempat berhenti berdetak saat ponselnya berbunyi. Di ujung sana, Bok-gu berpesan supaya Eun-seok tidak lagi menangis dan menjaga kesehatannya.

Namun, apapun yang diucapkan tidak mampu menghilangkan perasaan sakit yang dirasakan Bok-gu akibat ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Begitu juga dengan Eun-seok, yang perubahan sikapnya membuat pihak keluarga begitu kuatir.(mdL)

A love to Kill (21)

Ketika mengunjungi Min-joo, Bok-gu dikejutkan oleh kepanikan Eun-seok melihat sang kakak tidak membuka matanya. Gadis itu langsung pingsan saat dokter menyebut nyawa pria itu tidak bisa lagi diselamatkan dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan.

Saat bangun, Eun-seok keheranan saat tahu dirinya telah berada di rumah, dan perasaannya makin kacau saat ketika sang ibu melarangnya kembali ke rumah sakit. Namun, tekadnya sudah bulat meski belakangan Joon-seong juga hadir untuk membujuknya.

Bok-gu terus menunggui Min-joo sepanjang hari, sampai-sampai ia tertidur di rumah sakit. Ia langsung terbangun saat merasakan tangan sang kakak membelainya. Sebelum pergi untuk selamanya, Min-joo sempat membisikkan sesuatu di telinga adiknya.

Berlari seperti orang kesetanan, Eun-seok terlambat dan mendapati Min-joo telah terbujur kaku saat sampai di rumah sakit. Kembali pingsan untuk kesekian kalinya, setelah sadar gadis itu cuma bisa menyesali apa yang terjadi saat menatap foto pria yang pernah begitu dicintainya itu.

Yang paling terpukul adalah Bok-gu, yang merasa dirinya dikhianati sang kakak. Kembali ke sifat lamanya yang begitu gampang marah, ia kembali teringat akan ucapan terakhir Min-joo, yang meminta supaya Bok-gu tidak lagi membuat Eun-seok menangis karena gadis itu sangat mencintainya.

Gara-gara melampiaskan amarahnya dengan memukul seseorang, Bok-gu dibawa ke kantor polisi dan nyaris saja ditahan. Beruntung, Da-jeong muncul untuk menebusnya. Sadar kalau hal tersebut dilakukan karena merasa bersalah atas kematian Min-joo, gadis itu meminta Bok-gu untuk berhenti merasa bersalah.

Cara yang digunakan Eun-seok lain lagi, ia menutupi kesedihannya dengan berpura-pura gembira dan menerima ajakan Joon-seong. Namun belakangan gadis itu sadar apa yang seharusnya dilakukan, dan menyusul Bok-gu yang berada di puncak sebuah gedung.(mdL)