Kamis, 20 Agustus 2009

A love to Kill (2)

Semalam adalah malam yang benar-benar melelahkan.
Gimana ngak aku bilang gitu.
Karena pulang kerja aku harus ke ori udah gitu momy minta dicariin baju kebangsaannya.
Udah muter-muter cari itu baju, eh ternyata ngak ada yang ukuran tangannya panjang.
Momy malah ngambek di tlp, trus katanya ngak usah ( duh jadi serba salah aja nih )
Tapi aku ngak keabisan akal, masa udah jalan cape-cape ngak menghasilkan sesuatu.
Aku beli satu kaos merah meriah euy.

Pulang jalan kaki menuju tempat angkot.
Trus duduk di depan cowo yang lumayan lah enak di pandang mata hehe..... pemandangan gretongan lah.
Sampe rumah, ughhhhhhhhhhhh berantakan banget.
Ternyata setelah di cat, barang-barang di rumah belom ada satu pun yang kembali ketempat semula.
Alhasil aku jadi ngak selera makan dan ngak lama setelah itu, aku bantu-bantu beres-beres.
Nyuci piring, rak piringnya juga, nyuci keset, kamar mandinya juga di cuci, ngepel.
Kayak habis pindahan aja gitu.

Setelah semua pekerjaan itu selesai, terasa laper deh ( maklum abis kerja rodi, yang memerlukan banyak tenaga xixixi......... )
Trus aku ganti baju, sholat n bikin mie kesukaan.

Masak sebentar trus ngeleprak di lantai makan mie sambil nonton a love to kill.
Tapi saking capeknya, otak jadi ngak konsen buat nonton itu ceritanya.
Maklum drama ini emang aga berad dibanding otak w yang males mikirnya ahaha........


Belum habis kemarahan sang ayah, Joon-seong kembali berulah dengan mengaku pada media kalau dirinya sudah bertunangan dengan Eun-seok. Keruan saja ketika sedang bertandang ke rumah sang ayah, ia disantroni oleh gadis itu dalam keadaan marah besar.

Rupanya, Joon-seong punya alasan sendiri yaitu demi merebut simpati masyarakat karena meski terkenal, Eun-seok memiliki latar belakang keluarga miskin. Gadis itu kaget bukan main ketika tahu pria yang baru dikenalnya itu malah berniat datang ke rumah untuk bertemu keluarganya, dan meminta maaf sambil berharap Joon-seong tidak bertindak gegabah.

Dalam keadaan kalut, Bok-gu merenung di kediaman Min-joo sebelum melampiaskan kekecewaannya atas tindakan nekat sang kakak dengan merusak sekelilingnya. Da-jeong sendiri belakangan berusaha menyusul untuk menghibur, namun yang ditemukannya adalah ruangan yang berada dalam keadaan berantakan.

Dari foto-foto yang didapat disana, baru ketahuan kalau Min-joo dan Eun-seok ternyata adalah sepasang kekasih. Ucapan tersebut terdengar oleh Bok-gu yang ternyata masih ada di ruangan tersebut, dan tanpa sadar pria itu meneteskan air mata.

Kehadiran Joon-seong membuat kedua orangtua Eun-seok langsung berharap pemuda itu bisa menjadi kekasih putri mereka, hal yang tentu saja mengecewakan gadis itu karena keluarganya tahu ia masih mencintai Min-joo. Yang membuatnya lebih sedih, kedua saudara kandungnya bahkan berpura-pura tidak mengenal Min-joo yang telah membantu mereka.

Di rumah sakit, Bok-gu terpukul saat mendengar Min-joo mengalami kerusakan otak sehingga nyaris tidak mungkin untuk bisa normal lagi. Sambil menunjukkan foto sang kakak bersama Eun-seok, pemuda itu menegaskan niatnya membalas dendam. Saat pulang dari rumah sakit dengan motor, Bok-gu nyaris saja menabrak Eun-seok yang hendak menyeberang jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar